PENYESUAIAN SOSIAL
Dosen
Pengampuh : Ahmad Syarqawi, M.Pd
Disusun
Oleh
Muhammad
Yasir Fahmi
Siti
Aisyah
Erya
Yunanda
Nurul
Huda Sitorus
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Bimbingan Konseling Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Tahun Ajaran 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Segala
puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhannawataala, yang telah
melimpahkan kasih sayang dan keridhaan-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konseling Sosial. Juga berkat segala
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyesuaian Sosial”.
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami menerima segala
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan hasil makalah. Semoga Allah
memberikan kemanfaatan atas makalah yang kami susun, khusus bagi penulis dan
pembaca. Amiin.
Medan, Mei 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI....................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
b.
Rumusan Masalah..................................................................................... 1
c.
Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
a. Pengertian
Penyesuaian Sosial.................................................................. 2
b. Faktor
yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial....................................... 3
c. Aspek-aspek
penyesuaian sosial................................................................ 5
BAB
III PENUTUP
a. Kesimpulan................................................................................................ 8
BAB
IV................................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses penyesuaian sosial pada
manusia tidaklah mudah. Hal ini karena didalam kehidupannya manusia terus
dihadapkan pad pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru.
Periode penyesuaian ini merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup
manusia. Manusia diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru,
mengembangkan sikap-sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai dengan
tugastugas baru yang dihadapi.
Schneiders mendefinisikan penyesuaian
sosial sebagai ”the capacity to
react efectively and wholesomely to social realities, situation, and relation”. Penyesuaian sosial menandakan kemampuan
atau kapasitas yang dimiliki individu untuk bereaksi secara efektif dan wajar
pada realitas sosial, situasi, dan relasi sosial dengan cara yang dapat
diterima dan memuaskan sesuai ketentuan dalam kehidupan sosial.
Untuk mencapai kematangan dalam penyesuaian sosial, maka
individu dapat menciptakan relasi yang baik dengan orang lain, memperhatikan
orang lain, mengembangkan persahabatan yang baik dengan orang lain, berperan
secara aktif dalam kegiatan sosial, serta menghargai nilai-nilai yang berlaku.
Terdapat tiga aspek yang saling berkaitan satu sama lain di dalam penyesuaian
sosial, yaitu lingkungan keluarga (rumah), sekolah dan masyarakat.
A.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan penyesuaian sosial ?
2. Sebutkan
faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial ?
3. Sebutkan
Aspek-aspek penyesuaian sosial ?
B.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui Pengertian Penyesuaian Sosial
2. Untuk
mengetahui Faktor yang mempengaruhi Penyesuaian Sosial
3. Untuk
mengetahui aspek-aspek Penyesuaian Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Penyesuaian Sosial
Hurlock
menyatakan bahwa penyesuaian sosial adalah sebagai keberhasilan seseorang untuk
menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya
pada khususnya. Penyesuaian sosial merupakan penyesuaian yang dilakukan
individu terhadap lingkungan diluar individu seperti lingkungan rumah, sekolah,
masyarakat. Penyesuaian sosial adalah proses dinamika yang bertujuan untuk
mengubah kelakuannya agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan
lingkungannya
Menurut Alexander A. Schneiders memberikan
definisi “Sosial adjustment signifies the capacity to react affectively and
wholesomely to social realities, situation and relations do that the
requirement for social living are fulfilled in an acceptable and satisfactory
manner”. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa penyesuaian sosial
merupakan kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi,
realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat dipenuhi
dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. .[1]
Setiap
orang hidup dalam masyarakat, di dalamnya terjadi proses pengaruh mempengaruhi
yang silih berganti antara anggota-anggota masyarakat itu. Dan timbul di antara
orang-orang itu suatu pola kebudayaan, dan mereka bertingkah laku menurut
sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk
mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup mereka, agar mereka dapat
tetap bertahan dalam jalan yang sehat dari segi sosial. Proses yang demikian
dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam
lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengannya. Hubungan-hubungan
tersebut baik dalam masyarakat, keluarga, sekolah, teman-teman ataupun
masyarakat luas secara umum.[2]
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial adalah proses yang
dilakukan individu untuk menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan dari
lingkungan. Wujud dari keberhasilan penyesuaian sosial antara lain kemampuan
individu dalam menjalin komunikasi dengan orang lain, menyelaraskan antara
tuntutan dirinya dan tuntutan lingkungan, memenuhi aturan kelompok masyarakat
dan mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, mampu mengaktualisasikan
dirinya dalam kelompok, ikut berpartisipasi dalam kelompok, menyenangkan orang
lain, toleransi dan lain sebagainya.
B.
Faktor
- Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial
Menurut Schneiders, setidaknya ada lima faktor yang dapat
memengaruhi proses penyesuaian sosial yaitu:
1. Kondisi fisik
a. Hereditas
dan Konstitusi fisik
Lebih digunakan
pendekatan fisik karena hereditas dipandang lebih dekat dan tak terpisahkan
dari mekanisme fisik. Dari sini berkembang prinsip umum bahwa semakin dekat
kapasitas pribadi, sifat atau kecenderungan berkaitan dengn konstitusi fisik
maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap penyesuaian sosial.
b. Sistem
utama tubuh
Termasuk sistem utama tubuh yang memiliki pengaruh terhadap
penyesuaian diri adalah sistem saraf, kelenjar, dan otot. Sistem sayraf yang
berkembang dengan normal dan sehat merupakan syarat mutlak bagi fungsi-fungsi
psikologis agar dapat berfungsi secara maksimal yang akhirnya berpengaruh
secara baik pula kepada penyesuaian diri individu.
c. Kesehatan
Fisik
Penyesuian diri seseorang akan lebih mudah dilakukan dan
dipelihara dalam kondisi fisik yang sehat daripada yang tidak sehat. Kondisi
fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri, percaya diri, dan lainnya.
Sebaliknya kondisi fisik yang tidak sehat menyebabkan perasaan rendah diri,
kurang percaya diri, sehingga akan berpengaruh kurang baik pada proses
penyesuaian diri.
2. Kepribadian
a. Kemauan dan
kemampuan untuk berubah
Sebagai suatu proses yang dinamis
dan berkelanjutan, penyesuaian diri membutuhkan kecendrungan untuk berubah
dalam bentuk kemauan, perilaku, sikap, dan karakteristik sejenis lainnya.
b. Pengaturan
diri
Kemampuan mengatur diri dapat
mencegah individu dari penyimpangan kepribadian. kemampuan pengaturan diri
dapat mengarahkan kepribadian normal mencapai pengendalian diri dan realisasi
diri.
c.
Intelegensi
Intelegensi
sangat penting bagi perolehan perkembangan gagasan, prinsip dan tujuan yang
memainkan peranan penting dalam proses penyesuain diri. Misalnya, kualiatas
pemikiran seseorang dapat memungkinkan orang tersebut melakukan pemilihan dan
mengambil keputusan penyesuaian diri secara intelegen dan akurat.
3.
Edukasi/Pendidikan
a.
Belajar
Kemauan belajar merupakan unsur penting
dalam penyesuaian diri individu karena pada umumnya respon-respon dan
sifat-sifat kepribadian yag diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan
menyerap kedalam diri indivudu melalui proses belajar.
b.
Pengalaman
Ada dua jenis pengalaman yang memiliki
nilai signifikan terhadap proses penyesuaian diri yaitu : pengalaman yang
menyehatkan dan peengalaman trometik.
c.
Latihan
Penyesesuaian diri sebagai suatu proses
yang komplek yang mencakup proses di dalamnya psikologi dan sosiologis maka
memerlukan latihan yang sungguh-sungguh agar mencapai hasil penyesuaian diri
yang baik.
d.
Determinasi Diri
Berkaitan erat dengan penyesuaian diri
adalah bahwa sesungguhnya individu itu sendiri harus mampu menentukan dirinya
sendiri untuk melakukan proses penyesuaian diri. Contohnya: perlakuan orang tua
dimasa kecil yang menolak kehadiran anaknya akan menyebabkan anak tersebut
menganggap dirinya melakukan penyesuaian diri.
4.
Lingkungan
a.
Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan
lingkungan utama yang paling penting atau bahkan tidak ada yang lebih penting
atau bahkan tidak ada yang lebih penting dalam kaitannya dengan penyesuaian
individu. Contohnya interaksi orang tua dengan anak, interaksi anggota
keluarga, dan karakteristik anggota keluarga.
b.
Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial juga dapat menjadi
kondisi yang memungkinan berkembangnya atau terhambatnya proses perkembangan
penyesuaian diri.
c.
Lingkungan Masyarakat
Karena keluarga dan sekolah itu berada
didalam lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat juga menjadi faktor dapat
berpengaruh terhadap perkembangan penyesuaian diri.
5.
Agama dan Budaya
Agama
berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan sumbangan nilai-nilai,
keyakinan, praktik-praktik yang memberi makna sangat mendalam, tujuan serta
kestabilan dan keseimbangan hidup individu.[3]
C.
Aspek-Aspek
Penyesuaian Sosial
Hurlock (1978) mengemukakan empat kriteria untuk menentukan sejauhmana
penyesuaian diri individu secara sosial, sebagai berikut:
1.
Penampilan nyata
Bila perilaku individu yang dinilai
dengan standar kelompoknya dianggap memenuhi harapan kelompoknya maka ia akan
diterima oleh kelompoknya. Penampilan nyata ini dapat dilihat contohnya yang
diungkapkan oleh Hurlock, bahwa sebagian besar remaja mengetahui bila mereka
memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular, maka
kesempatan baginya untuk diterima oleh kelompok menjadi lebih besar.
Demikian pula bila
anggota kelompok mencoba minum alkohol, obat-obat terlarang atau rokok, maka
remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan perasaan mereka sendiri
akibatnya.
2.
Penyesuaian diri
terhadap berbagai kelompok
Individu
yang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap berbagai kelompok, baik teman
sebaya maupun dengan orang dewasa dianggap mampu menyesuaikan diri dengan baik.
Salah satu perilaku yang dapat mewakili yaitu tidak mudah merasa ingin pulang
bila berada jauh dari lingkungan yang dikenal.
3.
Sikap sosial
Individu
menunjukkan sikap yang baik dan
menyenangkan terhadap orang lain, bersikap baik dalam menjalankan
perannya serta ikut berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Sikap sosial ini
dapat juga ditandai dengan adanya perilaku bertanggung jawab, tidak mudah
menyerah dan tidak menunjukkan sikap yang agresif.
4.
Kepuasan pribadi
Penyesuaian
diri secara sosial dapat dikatakan baik jika individu merasa puas terhadap
kontak sosialnya dan terhadap peran yang dimainkannya dalam situasi sosial.
Kepuasan pribadi ini dapat juga ditunjukkan dengan adanya perilaku tidak
mencari perhatian dengan menunjukkan kemunduran perilaku ke tingkat sebelumnya,
tidak menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi, proyeksi, dan
berkhayal.
Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa empat aspek-aspek dari penyesuaian diri sosial adalah
penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok, sikap sosial dan
kepuasan pribadi.[4]
Menurut pemakalah bahwa peran guru bk
terhadap penyesuaian sosial adalah untuk mendapatkan solusi secara tepat atas permasalahan
prilaku sosial siswa seperti telah disebutkan di atas maka pemberian bantuan oleh seorang konselor
dilaksanakan secara terus menerus dan terarah.
Bantuan untuk mengentaskan masalah sosial terutama menekankan akan
penerimaan sosial dengan mengurangi hambatan-hambatan yang menjadi latar belakangnya.
Pemberian bantuan ini bisa dilakukan melalui pemberian bimbingan sosial
terhadap siswa berupa layanan kelompok dan layanan individu.
Dalam layanan bimbingan kelompok
dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama di dalam kelompok.
Masalah menjadi topik pembicaraan dibahas melalui suasana dinamika kelompok
diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan konselor.
Dalam layanan individual konselor memberikan layanan secara
face to face dari hati ke hati dalam rangka pengentasan masalah dan
perkembangan pribadi konseli.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Pengertian
Penyesuaian Sosial
Penyesuaian
adalah
proses yang dilakukan individu pada saat menghadapi situasi dari dalam maupun
dari luar dirinya. Pada saat individu mengatasi kebutuhan, dorongan-dorongan,
tegangan dan konflik yang dialami agar dapat menghadapi
kondisi tersebut dengan baik.
2.
Faktor–faktor yang mempengaruhi Penyesuaian Diri Sosial
1.
Kondisi Fisik
2.
Kepribadian
3.
Edukasi/Pendidikan
4.
Lingkungan
5.
Agama dan Budaya
3.
Aspek-Aspek
Penyesuaian Sosial
1.
Penampilan nyata
Bila perilaku individu
yang dinilai dengan standar kelompoknya dianggap memenuhi harapan kelompoknya
maka ia akan diterima oleh kelompoknya.
2.
Penyesuaian diri
terhadap berbagai kelompok
Individu yang dapat menyesuaikan
diri dengan baik terhadap berbagai kelompok.
3.
Sikap sosial
Individu menunjukkan sikap yang baik
dan menyenangkan terhadap orang lain,
bersikap baik dalam menjalankan perannya serta ikut berpartisipasi dalam
kehidupan sosial.
4.
Kepuasan pribadi
Penyesuaian diri secara sosial dapat
dikatakan baik jika individu merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap
peran yang dimainkannya dalam situasi sosial.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B.
1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta:
PT. Gelora Aksara.
Muhammad Ali. 2004. Psikologi Remaja. Bandung: Bumi Aksara.
Musthafa Fahmy. 1982. Penyesuaian Diri. Jakarta: Bulan
Bintang.
Willis, S. Sofyan.
2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung: CV. Alfabeta.