Kamis, 19 Mei 2016

Makalah Konseling Sosial (Pengertian, aspek-aspek, dan Faktor yang Mempengaruhi)




PENYESUAIAN SOSIAL

Dosen Pengampuh : Ahmad Syarqawi, M.Pd












 


         




Disusun Oleh

Muhammad Yasir Fahmi
Siti Aisyah
Erya Yunanda
Nurul Huda Sitorus


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Bimbingan Konseling Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Tahun Ajaran 2015/2016





KATA PENGANTAR


Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhannawataala, yang telah melimpahkan kasih sayang dan keridhaan-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konseling Sosial. Juga berkat segala rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyesuaian Sosial”.
            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami menerima segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan hasil makalah. Semoga Allah memberikan kemanfaatan atas makalah yang kami susun, khusus bagi penulis dan pembaca. Amiin.

            Medan,  Mei 2016


                    Penyusun












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang.......................................................................................... 1
b.      Rumusan Masalah..................................................................................... 1
c.       Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
a.       Pengertian Penyesuaian Sosial.................................................................. 2
b.      Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial....................................... 3
c.       Aspek-aspek penyesuaian sosial................................................................ 5
BAB III PENUTUP
a.       Kesimpulan................................................................................................ 8

BAB IV................................................................................................................. 9





BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
            Proses penyesuaian sosial pada manusia tidaklah mudah. Hal ini karena didalam kehidupannya manusia terus dihadapkan pad pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Periode penyesuaian ini merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup manusia. Manusia diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru, mengembangkan sikap-sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugastugas baru yang dihadapi.
            Schneiders mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai ”the capacity to react efectively and wholesomely to social realities, situation, and relation”. Penyesuaian sosial menandakan kemampuan atau kapasitas yang dimiliki individu untuk bereaksi secara efektif dan wajar pada realitas sosial, situasi, dan relasi sosial dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan sesuai ketentuan dalam kehidupan sosial.
Untuk mencapai kematangan dalam penyesuaian sosial, maka individu dapat menciptakan relasi yang baik dengan orang lain, memperhatikan orang lain, mengembangkan persahabatan yang baik dengan orang lain, berperan secara aktif dalam kegiatan sosial, serta menghargai nilai-nilai yang berlaku. Terdapat tiga aspek yang saling berkaitan satu sama lain di dalam penyesuaian sosial, yaitu lingkungan keluarga (rumah), sekolah dan masyarakat.

A.    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan penyesuaian sosial ?
2.      Sebutkan faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial ?
3.      Sebutkan Aspek-aspek penyesuaian sosial ?

B.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui Pengertian Penyesuaian Sosial
2.      Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi Penyesuaian Sosial
3.      Untuk mengetahui aspek-aspek Penyesuaian Sosial
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penyesuaian Sosial
Hurlock menyatakan bahwa penyesuaian sosial adalah sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Penyesuaian sosial merupakan penyesuaian yang dilakukan individu terhadap lingkungan diluar individu seperti lingkungan rumah, sekolah, masyarakat. Penyesuaian sosial adalah proses dinamika yang bertujuan untuk mengubah kelakuannya agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan lingkungannya
Menurut Alexander A. Schneiders memberikan definisi “Sosial adjustment signifies the capacity to react affectively and wholesomely to social realities, situation and relations do that the requirement for social living are fulfilled in an acceptable and satisfactory manner”. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. .[1]
Setiap orang hidup dalam masyarakat, di dalamnya terjadi proses pengaruh mempengaruhi yang silih berganti antara anggota-anggota masyarakat itu. Dan timbul di antara orang-orang itu suatu pola kebudayaan, dan mereka bertingkah laku menurut sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup mereka, agar mereka dapat tetap bertahan dalam jalan yang sehat dari segi sosial. Proses yang demikian dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengannya. Hubungan-hubungan tersebut baik dalam masyarakat, keluarga, sekolah, teman-teman ataupun masyarakat luas secara umum.[2]
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial adalah proses yang dilakukan individu untuk menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan dari lingkungan. Wujud dari keberhasilan penyesuaian sosial antara lain kemampuan individu dalam menjalin komunikasi dengan orang lain, menyelaraskan antara tuntutan dirinya dan tuntutan lingkungan, memenuhi aturan kelompok masyarakat dan mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, mampu mengaktualisasikan dirinya dalam kelompok, ikut berpartisipasi dalam kelompok, menyenangkan orang lain, toleransi dan lain sebagainya.

B.     Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial

      Menurut Schneiders, setidaknya ada lima faktor yang dapat memengaruhi proses penyesuaian sosial yaitu:
1.      Kondisi fisik
a.       Hereditas dan Konstitusi fisik
Lebih digunakan pendekatan fisik karena hereditas dipandang lebih dekat dan tak terpisahkan dari mekanisme fisik. Dari sini berkembang prinsip umum bahwa semakin dekat kapasitas pribadi, sifat atau kecenderungan berkaitan dengn konstitusi fisik maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap penyesuaian sosial. 
b.      Sistem utama tubuh
      Termasuk sistem utama tubuh yang memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri adalah sistem saraf, kelenjar, dan otot. Sistem sayraf yang berkembang dengan normal dan sehat merupakan syarat mutlak bagi fungsi-fungsi psikologis agar dapat berfungsi secara maksimal yang akhirnya berpengaruh secara baik pula kepada penyesuaian diri individu.
c.       Kesehatan Fisik
      Penyesuian diri seseorang akan lebih mudah dilakukan dan dipelihara dalam kondisi fisik yang sehat daripada yang tidak sehat. Kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri, percaya diri, dan lainnya. Sebaliknya kondisi fisik yang tidak sehat menyebabkan perasaan rendah diri, kurang percaya diri, sehingga akan berpengaruh kurang baik pada proses penyesuaian diri.
2.       Kepribadian
a. Kemauan dan kemampuan untuk berubah
            Sebagai suatu proses yang dinamis dan berkelanjutan, penyesuaian diri membutuhkan kecendrungan untuk berubah dalam bentuk kemauan, perilaku, sikap, dan karakteristik sejenis lainnya.
b. Pengaturan diri
            Kemampuan mengatur diri dapat mencegah individu dari penyimpangan kepribadian. kemampuan pengaturan diri dapat mengarahkan kepribadian normal mencapai pengendalian diri dan realisasi diri.
c.       Intelegensi
      Intelegensi sangat penting bagi perolehan perkembangan gagasan, prinsip dan tujuan yang memainkan peranan penting dalam proses penyesuain diri. Misalnya, kualiatas pemikiran seseorang dapat memungkinkan orang tersebut melakukan pemilihan dan mengambil keputusan penyesuaian diri secara intelegen dan akurat.
3.      Edukasi/Pendidikan
a.       Belajar
Kemauan belajar merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu karena pada umumnya respon-respon dan sifat-sifat kepribadian yag diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan menyerap kedalam diri indivudu melalui proses belajar.
b.      Pengalaman
Ada dua jenis pengalaman yang memiliki nilai signifikan terhadap proses penyesuaian diri yaitu : pengalaman yang menyehatkan dan peengalaman trometik.
c.       Latihan
Penyesesuaian diri sebagai suatu proses yang komplek yang mencakup proses di dalamnya psikologi dan sosiologis maka memerlukan latihan yang sungguh-sungguh agar mencapai hasil penyesuaian diri yang baik.

d.      Determinasi Diri
Berkaitan erat dengan penyesuaian diri adalah bahwa sesungguhnya individu itu sendiri harus mampu menentukan dirinya sendiri untuk melakukan proses penyesuaian diri. Contohnya: perlakuan orang tua dimasa kecil yang menolak kehadiran anaknya akan menyebabkan anak tersebut menganggap dirinya melakukan penyesuaian diri.
4.      Lingkungan
a.       Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang paling penting atau bahkan tidak ada yang lebih penting atau bahkan tidak ada yang lebih penting dalam kaitannya dengan penyesuaian individu. Contohnya interaksi orang tua dengan anak, interaksi anggota keluarga, dan karakteristik anggota keluarga.
b.      Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial juga dapat menjadi kondisi yang memungkinan berkembangnya atau terhambatnya proses perkembangan penyesuaian diri.
c.       Lingkungan Masyarakat
Karena keluarga dan sekolah itu berada didalam lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat juga menjadi faktor dapat berpengaruh terhadap perkembangan penyesuaian diri.
5.      Agama dan Budaya
            Agama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan sumbangan nilai-nilai, keyakinan, praktik-praktik yang memberi makna sangat mendalam, tujuan serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu.[3]
C.    Aspek-Aspek Penyesuaian Sosial
            Hurlock (1978) mengemukakan empat kriteria untuk menentukan sejauhmana penyesuaian diri individu secara sosial, sebagai berikut:

1.      Penampilan nyata
            Bila perilaku individu yang dinilai dengan standar kelompoknya dianggap memenuhi harapan kelompoknya maka ia akan diterima oleh kelompoknya. Penampilan nyata ini dapat dilihat contohnya yang diungkapkan oleh Hurlock, bahwa sebagian besar remaja mengetahui bila mereka memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular, maka kesempatan baginya untuk diterima oleh kelompok menjadi lebih besar.
Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, obat-obat terlarang atau rokok, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan perasaan mereka sendiri akibatnya.
2.      Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok
            Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap berbagai kelompok, baik teman sebaya maupun dengan orang dewasa dianggap mampu menyesuaikan diri dengan baik. Salah satu perilaku yang dapat mewakili yaitu tidak mudah merasa ingin pulang bila berada jauh dari lingkungan yang dikenal.
3.      Sikap sosial
            Individu menunjukkan sikap yang baik dan  menyenangkan terhadap orang lain, bersikap baik dalam menjalankan perannya serta ikut berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Sikap sosial ini dapat juga ditandai dengan adanya perilaku bertanggung jawab, tidak mudah menyerah dan tidak menunjukkan sikap yang agresif.
4.      Kepuasan pribadi
            Penyesuaian diri secara sosial dapat dikatakan baik jika individu merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peran yang dimainkannya dalam situasi sosial. Kepuasan pribadi ini dapat juga ditunjukkan dengan adanya perilaku tidak mencari perhatian dengan menunjukkan kemunduran perilaku ke tingkat sebelumnya, tidak menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi, proyeksi, dan berkhayal.
            Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa empat aspek-aspek dari penyesuaian diri sosial adalah penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok, sikap sosial dan kepuasan pribadi.[4]
     Menurut pemakalah bahwa peran guru bk terhadap penyesuaian sosial adalah untuk mendapatkan solusi secara tepat atas permasalahan prilaku sosial siswa seperti telah disebutkan di atas  maka pemberian bantuan oleh seorang konselor dilaksanakan secara terus menerus dan terarah.  Bantuan untuk mengentaskan masalah sosial terutama menekankan akan penerimaan sosial dengan mengurangi hambatan-hambatan yang menjadi latar belakangnya. Pemberian bantuan ini bisa dilakukan melalui pemberian bimbingan sosial terhadap siswa berupa layanan kelompok dan layanan  individu.
Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama di dalam kelompok. Masalah menjadi topik pembicaraan dibahas melalui suasana dinamika kelompok diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan konselor.
Dalam layanan individual  konselor memberikan layanan secara face to face dari hati ke hati dalam rangka pengentasan masalah dan perkembangan pribadi konseli.




  


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Pengertian Penyesuaian Sosial
            Penyesuaian adalah proses yang dilakukan individu pada saat menghadapi situasi dari dalam maupun dari luar dirinya. Pada saat individu mengatasi kebutuhan, dorongan-dorongan, tegangan dan konflik yang dialami agar dapat menghadapi kondisi tersebut dengan baik. 
2.      Faktor–faktor yang mempengaruhi Penyesuaian Diri Sosial
1.      Kondisi Fisik
2.      Kepribadian
3.      Edukasi/Pendidikan
4.      Lingkungan
5.      Agama dan Budaya

3.      Aspek-Aspek Penyesuaian Sosial
1.      Penampilan nyata
            Bila perilaku individu yang dinilai dengan standar kelompoknya dianggap memenuhi harapan kelompoknya maka ia akan diterima oleh kelompoknya.
2.      Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok
            Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap berbagai kelompok.
3.      Sikap sosial
            Individu menunjukkan sikap yang baik dan  menyenangkan terhadap orang lain, bersikap baik dalam menjalankan perannya serta ikut berpartisipasi dalam kehidupan sosial.
4.      Kepuasan pribadi
            Penyesuaian diri secara sosial dapat dikatakan baik jika individu merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peran yang dimainkannya dalam situasi sosial.




BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

                Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Gelora Aksara.
                Muhammad Ali. 2004. Psikologi Remaja. Bandung: Bumi Aksara.
                Musthafa Fahmy. 1982. Penyesuaian Diri. Jakarta: Bulan Bintang.
                Willis, S. Sofyan. 2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung: CV. Alfabeta.  


[1]  Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Gelora Aksara, 1980) hal. 336
[2] Musthafa Fahmy. Penyesuaian Diri. (Jakarta: Bulan Bintang, 1982) hal 23
[3] Muhammad Ali, Psikologi Remaja, 2004. (Bandung: Bumi Aksara). Hal. 181-189
[4] Willis, S. Sofyan. Remaja dan Masalahnya. (Bandung: CV. Alfabeta. 2005) hal. 20
 



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar