Kamis, 27 April 2017

Makalah SIKAP (PSIKOLOGI SOSIAL)




SIKAP
PEMBENTUKAN DAN PERUBAHANNYA

Dosen Pengampuh : Aulia Marzuki, M. Psi


         





Disusun Oleh

DIAH AMALIA
ERYA YUNANDA
NAWAL EL MUTAWAKIL
SITI AISYAH

   
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Bimbingan Konseling Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Tahun Ajaran 2017/2018









KATA PENGANTAR

           
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penulis  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Psikologi Sosial.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
            Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Sikap, Pembentukkan dan Perubahannya yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  penulis  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  penulis  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.




Medan,   April 2017


Penulis






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.....................................................................................................      i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................     ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................     1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................     1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................     1

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Jelaskan tentang Pengertian sikap...........................................................................   3
B.     Jelaskan Isi, Struktur, dan Fungsi Sikap..................................................................   4
C.     Bagaimana Proses Pembentukan Sikap...................................................................   6
D.    Bagaimana Hubungan Antara Sikap dan Prilaku....................................................   8
E.     Sebutkan Teori-teori yang terdapat di dalam Sikap................................................   9
F.      Bagaimana cara Mengubah sikap melalui Komunikasi Persuasif............................   10

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.........................................................................................................................   14
Saran...................................................................................................................................   14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................   15


 






 



BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian  sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap kaitannya denganefek dan perannya dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antarkelompok.
            Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974;Gerungan, 2000).
            Oleh karena itu kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai sikap.  Untuk itu Dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian sikap, proses dan komponen sikap, faktor – faktor yang mempengaruhi sikap, teori- teori tentang  sikapdan hubungan sikap dengan perilaku.
B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan tentang Pengertian sikap ?
2.      Jelaskan Isi, Struktur, dan Fungsi Sikap ?
3.      Bagaimana Proses Pembentukan Sikap ?
4.      Bagaimana Hubungan Antara Sikap dan Prilaku ?
5.      Sebutkan Teori-teori yang terdapat di dalam Sikap ?
6.      Bagaimana cara Mengubah sikap melalui Komunikasi Persuasif ?



C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian sikap
2.      Mengetahui Struktur, dan Fungsi Sikap
3.      Mengetahui Proses Pembentukan Sikap
4.      Mengetahui Hubungan Antara Sikap dan Prilaku
5.      Mengetahui Teori-teori yang terdapat di dalam Sikap
6.      Mengetahui cara Mengubah sikap melalui Komunikasi Persuasif
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sikap
            Apakah sikap itu? Ada banyak defenisi mengenai sikap, akan tetapi terdapat satu aspek sentral yang tidak pernah terlewatkan, yaitu aspek evaluative (Albarracin, Johnson, Zanna dan Kumkale). Sikap sering kali dipandang sebagai object-evaluation association. Dari beberapa defenisi mengenai sikap yang ada, Eagly dan Chaiken pada tahun 1993, membaginya menjadi dua pendekatan atau model pendefenisian. sikap didefenisikan sebagai sebuah kombinasi dari reaksi afektif, kognitif, dan prilaku terhadap suatu objek tertentu.[1]
            Meskipun sikap merupakan salah satu pokok bamahasan yang penting dalan psikologi, khususnya psikologi sosial. Ada sejumlah pendapat lain yang sangat mendasar mengenai sikap.  Berikut ini adalah garis besar pandangan mengenai sikap. Berikut ini adalah garis besar pandangan-pandangan sikap yang disusun oleh pengamat Eiser. [2]
            Sikap merupakan pengalaman subjektif. Asumsi ini menjadi dasar untuk defenisi-defenisi pada umumnya, meskipun beberapa penulis, terutama Ben, menganggap bahwa berbagai pernyataan seseorang mengenai sikapnya merupakan kesimpulan dari pengamatannya atas dasar perilaku sendiri.
Sikap adalah pengalaman tentang suatu objek atau persoalan. Rumusan ini tidak pernah didukung secara tegas. Tidak semua pengalaman memenuhi syarat untuk disebut sebagai sikap. Sikap bukan sekedar ‘suasana hati’ atau ‘reaksi aktif’ yang disebabkan oleh stimulus dari luar. Suatu persoalan atau objek dikatakan merupakan sebagian dari pengalaman.
            Sikap setiap orang bisa sama dan bisa tidak sama. Rumusan ini bergantung pad aide bahwa sikap dapat diungkapkan dengan bahsa karena bahasa memungkoinkan orang membuat catatan dan pad aide bahwa sikap berkaitan dengan dunia luar.
            Sejumlah orang yang mempunyai sikap berbeda pada suatu objek akan berbeda pula dalam pendapat masing-masing mengenai apakah yang benar atau salah mengenai objek itu. Kemungkinn ada persamaan  dan perbedaan dalam sikap berarti bahwa seseorang akan  menafsirkan pernyataan mengenai sikap sebagai suatu sikap yang mengandung nilai kebenaran yang pada prinsipnya dapat diukur melalui interaksi dengan objek bersangkutan. Namun, hal itu tidak berarti bahwa sikap terbentuk setelah ada penyelidikan terlebih dahulu atas fakta-fakta terkait. Hubungan antara keyakinan berlandaskan fakta dan penilaian harus dibuktikan di lapangan.

B.     Isi, Struktur Dan Fungsi Sikap

            Isi Sikap,  sikap menurut Maio dan Haddock (2007) adalah konstruk-kontruk Psikologis yang diekspresikan oleh sikap, seperti keyakinan dan afeksi. Penelitian mengenai isi dari sikap, seperti sudah disampaikan sebelumnya, didominsi oleh dua perspektif, yaitu the three-component model dan the expectancy-value model. Menurut perspektif yang pertama, sikap mengekspresikan perasaan, keyakinan, dan perilaku dimasa lampau yang berhubungan dengan objek sikap, sedangkan menurut perspektif yang kedua sikap mengekspresikan keyakinan-keyakinan terhadap objek sikap. [3]
            Struktur Sikap, Seperti telah dijelaskan di depan para ahli dalam membahas mengenai masalah sikap cukup menunjukkan adanya pandangan yang berbeda satu dengan yang lain. Thurstone menekankan komponen afektif, pada Rokeach menekankan pada komponen kognitif dan konatif, sedangkan pada Baron Byrne, juga Myers dan Gerungan, pada komponen kognitif, afektif, dan konatif. Berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas pada  umumnya pendapat yang banyak diikuti ialah bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu :
a.       Komonen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yag berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.
b.      Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang berhubngan dengan rasa senang atau tidak snagng terhadap bjek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sdangkan rasa yang tidak senang merupakan hal yang negatf. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.
c.       Komponen konatif (Komponen prilaku, atau action component), yaitu komponen yangberhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan itensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek sikap.
            Komponen-komponen tersebut diatas merupakan komponen yang membentuk struktur sikap. Analisis dengan melihat komponen-komponen yang membentuk sikap disebut analisis komponen atau analisis struktur. [4]
            Fungsi Sikap, Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010) sikap mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a.       Fungsi instrumental (fungsi penyesuaian/fungsi manfaat)
Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersifat positif terhadap obyek tersebut. Demikian sebaliknya bila obyek sikap menghambat pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap obyek sikap yang bersangkutan.

b.      Fungsi pertahanan ego
Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya.

c.       Fungsi ekspresi nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan. [5]
d.   Fungsi pengetahuan
Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalaman-pengalamannya. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orang terhadap obyek sikap yang rsangkutan.
C. Proses Pembentukan Sikap
            Seperti telah dipaparkan diatas sikap tidak dibawa sejak dilahirkan, tetapi dibentuk sepanjang perkembangan individu yang bersangkutan. Untuk dapat menjelaskan bagaimana terbentuknya sikap akan dapat jelas diikuti pada bagan berikut ini.

            Bagan sikap (Dikutip dari Ma’at,1982, h. 22; dngan beberapa perubahan)
            Dari bagan tersebut dapat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada diri seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal. Faktoe eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, hambatan-hambatan atau pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat. Semuanya ini akan berpengaruh pada sikap yang ada pada sikap seseorang.
            Reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif, tetapi juga bisa bersifat negatif. Bagaimana reaksi yang timbul pada diri individu dapat diikuti dalam bagan berikut ini.
Bagan persepsi (Dikutip dari Ma’rat, 1982, hal. 23;dengan perubahan)
            Objek sikap akan dipersepsi oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam mempersepsi objek sikap individu akan mempengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, cakrawala, keyakinan, proses belajar, dan hasil proses persepsi ini akan merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenaiobjek sikap, dan ini berkaitan dengan segi kognisi. Afeksi akan mengiringi hasil kognisi terhadap objek sikap, kesiapan untuk bertindak, kesiapan untuk berperilaku. Keadaan lingkungan akan member pengaruh terhadap objek sikap maupun pada individu yang bersangkutan.[6]
            Masalah pembentukan sikap ini, menurut Krech dkk, tidak hanya ditujukan untuk ilmu sosial saja, tetapi juga penting bagi semua orang yang ingin memprngaruhi kegiatan sosial, seperti orang tua, pendidik, pemimpin, pembaharu, politikus, pedagang, dan orang-orang yang terkait untuk mengetahui cara mengembangkan sikap-sikap baru dan cara menguatkan atau melemahkan sikap. Ada orang atau sekelompok orang yang ingi mempertahankan sikap tertentu, ada pula oranng yang ingin menghilangkan sikap; umpamanya ingin menghilangkan diskriminatif.
            Bagaimana sikap itu terbentuk ? sebagian orang berpendapat bahwa ada faktor-faktor genetik yang berpengaruh pada terbentuknya sikap. Terbentuknya sikap seseorang pada dasarnya dilandasi pada norma-norma sebelunya (telah dihayati), sehingga dengan “kaca mata” norma-norma ini beserta pengalamannya dimasa lalu ia akan menentukan sikap, bahkan bertindak.[7]
D.    Hubungan Sikap Dan Perilaku
Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu.Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap, kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungansehingga menimbulkan tingkah laku.
a.      Pembentukan perilaku
Pembentukan perilaku dengan konsidioning atau kebiasaan, Cara ini didasarkan atas teori belajar konsidioning yang dikemukakan oleh Pavlov, Thorndike dan Skinner. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akan terbentuklah perilaku tersebut. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight). Disamping pembentukan dengan kondisioning, pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian (insight). Caraini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar yang disertai dengan adanya pengertian,seperti yang dikemukakan kohler. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model atau contoh. Jadi, perilaku itu dibentuk dengan cara menggunakan model atau contoh yang kemudian perilaku dari model tersebut ditiru oleh individu. Hal ini didasarkan atas teori belajar social (social learning theory).
b.   Konsistensi sikap dan perilaku
            Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang biasa menjelaskan hubungan antara dan perilaku dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu factor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bias konsisten apabila ada kondisi sebagai berikut :
1.   Spesifikasi sikap dan perilaku
2.     Relevansi sikap terhadap perilaku
3.    Tekanan normative
4.   Pengalaman[8]

E.  Teori-Teori Sikap
1.   Teori Keseimbangan 
Pada teori ini fokusnya terletak pada upaya individu untuk tetap konsisten dalam bersikap  dalam hidup yang melibatkan hubungan- hubungan antara seseorang dengan dua objek sikap.Dan dalam bentuk sederhana, ketiga elemen tersebut dihubungkan dengan :
a.       sikap favorable ( baik, suka, positif )
b.      sikap Unfavorable ( buruk, tidak suka, negatif )

2.   Teori Konsistensi kognitif – Afektif
Pada teori ini fokusnya terletak pada bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi mereka konsisiten dengan afeksinya dan penilaian seseorang terhadap suatu kejadian akan mempengaruhi keyakinannya.Sebagai contoh:
            Tidak jadi makan direstoran X karena temannya bilang bahwa restoran tersebut      tidak halal padahal di belum pernah kesana
3.    Teori Ketidaksesuaian
Pada teori ini fokusnya terletak pada  bagaimana individu menyelataskan elemen – elemen kognisi, pemikiran atau struktur ( Konsonansi selaras ) dan disonasi atau kesetimbangan yaitu pikiran yang amat menekan dan memotivasi seseorang untuk memperbaikinya.dimana terdapat 2 elemen kognitif dimana disonasi terjadi jika kedua elemen tidak cocok sehingga menganggu logika dan penghargaan. Sebagai contoh Misalnya: ”Merokok membahayakan kesehatan” konsonansi dengan ”saya tidak merokok”; tetapi disonansi dengan ”perokok”. 
4.      Teori Atribusi
Pada teori ini fokusnya terletak paad bagaimana individu mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan sendiri dan persepsinya tentang situasi. Pada teori ini implikasinya adalah perubhan perilaku yang dilakukan seseorang menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah. Sebagai contoh memasak setiap kesempatan baru sadar kalu dirinya suka menyukai/ hobi memasak.[9]
F.     Perubahan Dan Pengubahan Sikap Melalui Komunikasi Persuasif
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Adapan berikut ini akan diuraikan tentang perubahan sikap dan pengubahan sikap yaitu:
1.      Perubahan sikap, perubahan sikap harus didahului oleh suatu stimulus dan stimulus (langkah awal) akan lebih berarti apabila diberikan penguatan. Melalui stimulus yang diperkuat akan akan menumbuhkan adanya perhatian. Membangkitkan perhatian merupakan langkah awal dalam melakukan perubahan sikap. Untuk membangkitkan perhatian itu ada beberapa usaha diantaranya:
a.       Argumentasi harus jelas, yaitu memberikan suatu pernyataan atau alasan yang jelas mengapa menganjurkan suatu perubahan sikap kepadanya.
b.      Sumber jelas dan relevan, yaitu sumber informasi harus kualifaid dan dapat dipertanggungjawabkan.
c.       Cara dan komunikasi yang menarik dan akrab, dapat menggunakan komunikasi dua arah dan sesuai dengan kondisi komunikasi.
Langkah kedua pengertian (comprehension), bila seseorang sudah memahami dan mengerti tentang sikap yang diharapkan, selanjutnya individu akan menggunakan setiap aspek psikologinya untuk menyikapi perubahan atau perubahan itu. Untuk tercapainya pengrtian diperlukan hal-hal berikut;
a.       Informasi jelas, informasi yang diharapkan sebagai bentuk perubahan sikap disampaikan secara jelas, apa, mengapa, bagaimana dan untuk apa perubahan sikap itu, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan yang mengakibatkan kaburnya bentuk perubahan yang diharapkan.
b.      Berkepentingan, perubahan sikap itu benar-benar diberikan kepada individu yang membutuhkan dan berkepentingan. Sesuatu yang dibutuhkan biasanya akan semakin menarik untuk dikaji dan dihayati.
c.       Keseimbangan, membahas hal-hal yang fositif dan negative dari sikap yang diharapkan, bukan hanya segi fositifnya saja.
d.      Kepercayaan, bukan hanya percaya kepada tokoh pembaharu, seperti peminpin formal dan informal, namun juga bentuk perubahan itu dipercayai dan memberikan suatu yang bermanfaat bagi kehidupan selanjutnya, baik untuk kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat.
Langkah ketiga, langkah ini merupakan penerimaan proses ahir dalam perubahan sikap,walaupun wujud dari perubahan sikap itu masih di pengaruhi bebrapa factor, dlm lngkh ke 3 ini terdapat beberapa kegiatan untuk sampai kpd pengambilan keputusaan yaitu
a.       Ada konsep, ide dan gagasan merupakan salah satu dari komponen sikap individu. Karna itu sangat dibutuhkan dalam penerimaan perubahan atau pembaharuan. Konsep muncul atas pengalaman, selanjutnya di intropeksi melalui kognisi dan sisten nilai dan norma yang berlaku sehingga timbul pengertian dan seterusnya mengerti dengan berbagai kelemahan dan keunggulannya atas dasar efaluasi dan informasi. Melalui penalaran barulah sampai pada suatu konsep yang ahirnya konsep itu dipercayai dan diyakini, bahwa perubahan itu bermanfaat bagi kehidupan selanjutnya.
b.      Terjadinya keputusan, keputusan akan perubahan sikap individu itu sendiri. Pengambilan keputusan setelah mengkaji berbagai kemungkinan manfaat dan melakukan pertimbangan dari berbagai bahan masukan dari dalam atau dari luar dirinya.

2.      Pengubahan sikap, komunikasi merupakan media utama dalam mengubah sikap di samping persuasi, edukasi, dan teladan. Sebagai pembicara tidak mungkin tidak mungkin hanya memakai suara dan bahasa saja, termasuk menggunakan seluruh tubuh termasuk otot, emosi, fikiran dan kepribadiannya. Albert Meharabien dalam Ibrahim Elfiky, menemukan sebuah konsep blirian dalam komunikasi 3 V (Verbal,Vokal,Visual).

a.       Verbal, aspek aspek lisan hanya mencakup 7% dari keseluruhan proses komunikasi, kata-kata tidak mempunyai makna kecuali makna yang kita berikan kepadanya. Kata-kata tidak memiliki energi selain energy yang kita berikan melaluinya. Anda sunggu tidak dapat mengontrol persepsi dan pengertian orang lain. Tetapi tentu saja efektifitasnya bisa mencapai angka 100% bagi beberapa orang. Oleh karena itu dalam berkomunikasi berhati-hatilah memilih kata-kata.
b.      Vocal, vocal bernilai lebih 38%. Cukup beralasan jika warna suara individu dimaknai berbeda dari pesan yang di simbolkan oleh kata-kata pesan vocal lebih kuat efeknya dari pada pesan verbal. Ucapan yang sama bisa bermakna berbeda ketika seseorang mengujarkan atau mengucapkannya dengan berbagai warna suara.
c.       Visual, aspek visual memiliki 55% dari proses komunikasi keseluruhan. Aspek verbal  dan vocal jika keduanya di gabungkan tidak akan mampu menandingi hebatnya pengaruh ekspresi wajah dalam proses komunikasi.
Pengetahuan tentang V 3 mengajarkan bagaimana kata-kata dapat memberi pengaruh fositif. Untuk itu dituntut credibility intentions dari komunikator, untuk mendapatkan ridibity intentions diperlukan:
a)      Memahami posisi, yaitu authority dan kemampuan harus jelas sebagai individu yang mempengaruhi dan merubah sikap orang lain. Pemegang authority biasanya menjadi perhatian tersendiri bagi komunikan.
b)      Dapat dipercaya dan disegani atau sebaliknya akan mempengaruhi proses perubahan sikap.
c)      Memiliki perencanaan atau terprogram, komunikasi yang dilakukan secara mendadak terkesan tidak memilki persiapan dan perencanaan. Karena itu persiapan diri baik mental, penampilan dan materi sangan diperlukan.
d)     Intensitas, bukan hanya bergantung pada kuantitas berkomunikasi namun dituntut bobot informasi yang diberikan. Informasi yang jelas dan dipercaya biasanya menggambarkan intensitas isi dari pesan tersebut. Intensitas juga dapat bermakna intensif, maksudnya harus memenuhi persyaratan komunikasi yang baik, seperti pesan yang jelas, cara penyampaian yang mudah diterima, menggunakan media yang tepat, sesuai dengan latar belakang komunkan, keluasan ilmu dan pengetahuan serta keterampilan komunikator.
e)      Motivasi, stimulus atau pesan yang disampaikan mempunyai nilai motivasi yakni dapat menyentuh kebutuhan, keinginan, harapan mengandung makna bagi peningkatan pendapatan komunikan. Untuk itu diperlukan kesamaan bahasa, argumentasi yang jelas dan menggunakan komunikasi dua arah (dialogis)
f)       Gunakan variasi media komunikasi, seperti verbal, vocal dan visual, system lingkunga, kelompok media cetak elektronik, media drama dan lain-lain.[10]

















BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
            Sikap merupakan pengalaman subjektif. Asumsi ini menjadi dasar untuk defenisi-defenisi pada umumnya, meskipun beberapa penulis, terutama Ben, menganggap bahwa berbagai pernyataan seseorang mengenai sikapnya merupakan kesimpulan dari pengamatannya atas dasar perilaku sendiri.
            Sikap adalah pengalaman tentang suatu objek atau persoalan. Rumusan ini tidak pernah didukung secara tegas. Tidak semua pengalaman memenuhi syarat untuk disebut sebagai sikap. Sikap bukan sekedar ‘suasana hati’ atau ‘reaksi aktif’ yang disebabkan oleh stimulus dari luar. Suatu persoalan atau objek dikatakan merupakan sebagian dari pengalaman.
            Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.
B.     Saran
           Adapun saran dari penulis adalah gunakanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya dan jadikanlah sebagi bahan referensi untuk makalah yang sejenis.







DAFTAR PUSTAKA
           M. Luddin Abu Bakar 2011. Psikologi Konseling. Cipta Pustaka Media Perintis. Bandung
           Rahman Agus Abdul. 2014. Psikologi Sosial. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
           Sobur Alex. 2011. Psikologi Umum. CV Pustaka Setia. Bandung
           Walgito Bimo. 1978. Psikologi Sosial (Suatu Penagantar). Yogyakarta: ANDI. 
Yogyakarta
           http://i-purnama.blogspot.co.id/2015/11/makalah-psikologi-tentang-sikap.html



[1] [1] Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial.( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014) hal. 124
[2] Alex Sobur, Psikologi Umum. (Bandung :CV Pustaka Seti,  2011)hal.356
[3] Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014) hal. 126
[4] Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Penagantar), ( Yogyakarta:  ANDI Yogyakarta: 1978) Hal. 111
[5] http://i-purnama.blogspot.co.id/2015/11/makalah-psikologi-tentang-sikap.html
[6] Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Penagantar), ( Yogyakarta:  ANDI Yogyakarta: 1978) Hal. 115-116
[7] Alex Sobur, Psikologi Umum. (Bandung :CV Pustaka Seti,  2011)hal.162
[8] http://makalahtentangsikapversiedo.blogspot.co.id/
[9]https://bukunnq.wordpress.com/2012/03/06/makalah-sikap/
[10] Abu Bakar  M. Luddin, Psikologi Konseling. (Bandung, Cipta Pustaka Media Perintis, 2011) hal. 140-145