HAKEKAT PERILAKU MANUSIA
Dosen
Pengampuh :Dr. H. Abu Bakar M. Luddin, M.Pd
Disusun
Oleh
NURLAYNA
SARI
SITI
AISYAH
SUCI
RAMADANI PANGGABEAN
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Bimbingan Konseling Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Tahun Ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi dan Konseling Keluarga.
Dalam penyusunan
tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang HAKEKAT
PERILAKU MANUSIA, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pembimbing penulis
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah penulis di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan............................................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Apa
yang dimaksud dengan Konsep Perilaku......................................................... 3
2. Apa
yang dimaksud dengan pembentukan perilaku................................................ 5
3. Bagaimana
pernyataan-pernyataan jiwa yang terdapat pada perilaku manusia....... 7
4. Apa
saja teori perilaku manusia............................................................................... 8
5.
Jenis Perilaku Manusia............................................................................................. 10
6.
Sebutkan macam-macam perilaku manusia............................................................. 10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 13
BAB I
PENDHULUAN
A.
Latar Belakang
Perilaku
manusia itu sebuah akredisi seseorang sangat tinggi dan dilihat oleh orang
lain. Karena orang lain dapat menilai seseorang dari baik maupun buruknya orang
lain melalui tingkah laku seseorang. Apabila seorang berperilaku baik maka
orang lain merasa senang dan tenang. Akan tetapi sebaliknya, apabila seorang
berperilaku buruk akan mendapat celaan, kurang nyaman dan ketidak sukaan
disampingnya.
Telah
dijelaskan dalam firman Allah QS. 39:70 yang artinya “Barang siapa beramal shaleh, laki-laki atau wanita, dan ia beriman,
pasti aku beri ia kehidupan yang sejahtera, dan aku beri ia balasan yang baik
dari apa yang mereka kerjakan.” Ayat tersebut sangat jelas bahwa Allah akan
membalas kebaikan perilaku manusia apa yang telah dikerjakan. Manusia yang
disampingnya pun akan merasa senang yang terdapat firman Allah QS. 16:111 yang
artinya : “(Ingatlah) suatu hari (ketika)
setiap diri sendiri membela nafsinya, dan setiap nafsin disempurnakan (balasan)
apa yang telah dikerjakan, dan mereka tidak dirugikan.” Kata nafs (nafsin dan nafsi) dalam ayat ini guna menunjukkan adanya homologi antara satu
sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari aeorang pribadi berkecenderungan untuk
membela dan memperjuangkan bisikan nuraninya (kepentingannya) atau
keinginannya. Setiap orang (perbuatan akunya) pasti akan diberikan imabalan
yang setimpal, dan ia tidak akan dirugikan. Dan sebaliknya perilaku buruk.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Konsep Perilaku ?
2. Apa
yang dimaksud dengan pembentukan perilaku ?
3. Bagaimana
pernyataan-pernyataan jiwa yang terdapat pada perilaku manusia ?
4. Apa
saja teori perilaku manusia ?
5. Jenis Perilaku
Manusia ?
6. Sebutkan macam-macam perilaku
manusia?
C.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Konsep
perilaku
2. Agar dapat mengetahui bagaimana
pembentukan Perilaku manusia
3. Agar menegtahui nagaimana-bagaimana
jiwa yang tertdapat pada perilaku manusia
4. Mengetahui jenis perilaku manusia.
5. Mengetahui macam-macam perilaku
manusia
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Perilaku
Perilaku merupakan totalitas
penghayatn dan aktivitas yang merupakan hasil akhir jalinan dandimana terjadi
saling mempengaruhi antara berbagai macam kemampuan jiwa yang jarang berdiri
sendiri. Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri. Perilaku manusia mempunyai bentangan yang
sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, beraksi, berpaikan dan sebagainya.
Perilaku juga mencakup kegiatan internal seperti kognisi, emosi dan konasi.
Dengan demikian perilaku dapat dijelaskan sebagai apa yang dikerjakan oleh
organisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung. [1]
Dalam bahasa
Inggris disebut dengan behavior yang
artinya kelakuan, tindak-tanduk jalan. Perilaku juga tediri dari dua kata
peri dan laku, peri yang artinya sekeliling, dekat, melingkupi dan laku artinya
tingkah laku, perbuatan. Secara etimologis perilaku artinya setiap tindakan
manusia atau hewan yang dapat dilihat.
Melihat beberapa uraian tersebut
nampak jelas bahwa perilaku itu adalah kegiatan atau aktifitas yang melingkup
seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah yang bisa dilihat. Perilaku manusia
adalah refleksi dari
berbagai gejala kejiwaan
seperti pengetahuan,
persepsi, minat, keinginan
dan sikap. Hal-hal
yang mempengaruhi perilaku
seseorang sebagian terletak dalam diri
individu sendiri yang disebut juga faktor
internal sebagian lagi
terletak di luar
dirinya atau disebut
dengan faktor eksternal yaitu
faktor lingkungan.
Leavitt (dalam Sobur, 2010 : 288)
mengemukakan : “Kebenaran mendasar dan tanpa kecuali mengenai tingkah laku
manusia yaitu
1) Manusia adalah produk dari
lingkungan;
2) Manusia menginginkan keamanan;
3) yang dikehendaki manusia adalah
makanan;
4) Manusia pada dasarnya malas;
5) Manusia pada dasarnya suka
mementingkan diri sendiri;
6) Manusia hanya mengerjakan apa
yang harus mereka kerjakan;
7) Manusia adalah mahluk yang
dibentuk oleh kebiasaanya;
8) Manusia adalah produk dari
sifat-sifat yang diturunkan oleh nenek moyang mereka”.
Menurut Leavitt terkandung tiga
asumsi penting dalam perilaku manusia yaitu :
1) Pandangan tentang sebab-akibat
(causality), yaitu pendapat bahwa tingakah laku manusia itu ada sebabnya,
sebagaimana tingkah laku benda-benda
alam tersebut. Sebab musabab merupakan hal yang mutlak bagi paham bahwa
lingkungan dan keturunan mempengaruhi tingkah laku dan bahwa apa yang ada di
luar mempengaruhi apa yang ada di dalam;
2) Pandangan tentang arah atau
tujuan (directedness), yaitu bahwa tingkah laku manusia tingkah laku manusia
tidak hanya di sebabkan oleh sesuatu, tetapi juga menuju kearah sesuatu, atau
mengarah pada satu tujuan, atau bahwa manusia pada hakikatnya ingin menuju sesuatu;
3) Konsep tentang motivasi
(motivation), yang melatarbelakangi tingkah laku, yang dikenal sebagai suatu
“desakan” atau “keinginan”.[2]
Skinner (1938) seorang ahli
perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang
(stimulus) dan reaksi (respon). Dalam teori belajar Skinner membedakan dua acam
respon yaitu:
a. Reflexive,
yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Rangsangan-rangsangan
seperti ini disebut elicting stimulus, karena menimbulkan respon-respon yang
relative menetap. Misalnyna makanan yang lezat menimbulkan keluarnya air liur,
cahaya yang kuat menyebabkan mata tertutup dan sebagainya. Pada umumnya
perangsangan-perangsangan yang demikian itu mendahului respon yang ditimbulkan
sehingga disebut respondent behavior. Responden behavior ini mencakup juga
emosi respon atau emotional behavior. Emosional respon itu timbul biasanya
karena sesuatu yang kurang mengenakkan organisme, seperti menangis karena
sedih, muka merah karena marah dan pucat karena takut. Namun juga dapat terjadi
karena sesuatu yang menyenangkan seperti tertawa berjingkrak-jingkrak karena
senang.
b. Operan
Respon atau instrumental response, yaitu respon yang timbul dan berkembangnya
diikuti oleh peransang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing
stimuli, karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respon yang
dilakukan, seperti seorang anak yang belajar dengan tekun memperoleh nilai
rapor baik bila diberi hadiah akan meningkatkan usaha belajarnya lagi.
Perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar. Oleh karena itu, perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme tersebutmerespon. Maka teori Skinner ini disebut teori
“S-O-R” yaitu Stimulus- Organisme-Respon.
Faktor- faktor
yang mempengaruhi perilaku manusia :
1.
Genetika
2.
Sikap adalahsuatu ukuran tingkat
kesukaan seseorang terhadap perilakutertentu.
3.
Norna sosial
adalah pengaruh tekanan sosial.
4.
Kontrol perilaku pribadi adalah
kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.[3]
B.
Pembentukan
Perilaku
Mengacu kepada konsep Skinner yaitu
Operan respon kelihatannya pembentukan tingkah laku erat kaitannya dengan
penggunaan operan respon yang dalam psikologi belajar dinamakan conditioning response.
Prosedur pembentukan perilaku melalui conditioning response ini sebagai
berikut:
a. Melakukan
identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat (reinforcer) berupa
hadiah-hadiah (reward) bagi perilaku yang akan dibentuk.
b. Melakukan
analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk peilaku
yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang
tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c. Menggunakan
secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara mengidentifikasi
reinforce untuk masing-masing komponen tersebut.
d. Melakukan
pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah disusun itu.
Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini
akan mengakibatkan perilaku tersebut cenderung akan sering dilakukan. Bila ini
sudah terbentuk, maka dilakukan perilaku yang kedua dan kemudian diberi hadiah.
Begitu seterusnya dilakukan berulang-ulang sampai komponen ketiga, keempat dan
seterusnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk. Sebagai contoh
untuk pembentukan perilaku agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi sebelum
tidur, maka anak tersebut harus pergi ke kamar mandi sebelum tidur, mengambil
sikat dan odol, mengambil air dan berkumur, melaksanakan gosok gigi, menyimpan
sikat gigi dan odol pergi ke kamar tidur.
Apabila dapat diidentifikasi
hadiah-hadiah bagi masing-masing komponen perilaku tersebut, maka akan dapat
dilakukan pembentukan kebiasaan tersebut. [4]
Teori Skinner ini sangat besar
pengaruhnya terhadap behavior control, behavior theraphy dan behavior
modification yang dewasa ini berkembang.
Proses pembentukan perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar
individu. Faktor-faktor tersebut antara lain susunan syaraf pusat, persepsi,
motivasi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya.
Susunan syaraf pusat memegang
peranan penting dalam perilaku manusia karena merupakan sebuah bentuk
perpindahan dari rangsangan yang masuk menjadi perbuatan atau tindakan.
Perpindahan ini dilakukan oleh susunan syaraf pusat dengan unit-unit dasarnya
yang disebut neuron. Neuron memindahkan energy-energi di dalam impuls-impuls
syaraf kesusunan syaraf pusat. Dengan demikian bahwa perilaku merupakan konsep
yang tidak sederhana, sesuatu yang kompleks yakni suatu pengorganisasian
proses-proses psikologis yang sangat banyak dipengaruhi oleh kemampuan jiwa.
Pavlon dalam percobaannya terhadap
seekor anjing yang diberi makan bersamaan dengan seberkas cahaya, yakni setiap
anjing diberi makan terlebih dahulu diberikan seberkas cahaya yang dilakukan
dengan berulang-ulanghasilnya tetap sama, kemudian perangsang diberikan kepada
anjing itu hanya seberkas cahaya saja yang berwarna merah. Anjing itu tetap
mereaksi dengan kekuatan yang sama meskipun perangsang hanya seberkas cahaya,
tetapi apabila diganti dengan cahaya yang berwana selain merah maka anjing itu
tidak mereaksi apa-apa, dari percobaan ini Pavlon menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Perangsang
bersyarat dapat menimbulkan reaksi bersyarat yang sama kuatnya dengan
perangsang wajar. Reaksi yang timbul yaitu bersifat refleksif karena itu disebut
reflek bersyarat.
2. Kelenjar-kelenjar
lainpun dapat mereaksi bersyarat, apabila dilatih berulang-ulang secara
teratur, di dresser dari percobaan ini. Pavlov menarik kesimpulan.
3. Dengan
dresser, binatang dapat mencari, melihat warna seperti pebuatan-perbuatan
manusia.
4. Ilmu
jiwa yang berobyekkan kesadarab tentu tidak akan berhasil baik kemudian hari.
Ia harus berobyekkan kepada segala yang tampak oleh indera.
Selain Ivan Pavlov , Eduard Lee
Thorndike juga tokoh behaviorisme yang memunculkan teori trial error.
Percobaannya dilakukan dengan seekor kucing yang dimasukkan ke dalam problem
box (Sangkar), untuk menyelidiki bagaimana proses belajar pada binatang karena
ia seorang ahli ilmu hewan.
Sangkar itu dikunci dengan sebuah palang,
diluar sangkar didekatnya sepotong dendeng goreng sebagai perangsang. Demikian
mendapat perangsang, kucing itu meronta-ronta, menerkam, menerjang, mengeong,
dengan maksud untuk melepaskan diri dari sangkar tersebut. Dalamm percobaan
pertama, kucing itu tidak berhasil keluar dari sangkar, sedangkan pada
percobaan berikutnya kucing berhasil. Percobaan-percobaan selanjutnya ternyata
berhasil dan semakin sedikit menggunakan tenaga, karena telah dapt langsung
membuka palang serta memakan dendeng goreng sebagai perangsangnya. Dari percobaan
tersebut, Thorndike berkesimpulan:
a. Binatang
belajar dengan trial and error, kondisi ini dapat ditransfer ke dalam cara
belajar manusia.
b. Hasil
Trial and error ini adalah merupakn asosiasi yang kuat untuk menimbulkan
kembali gerak seperti yang lain. Karena itu ia mudah menyesuaikan diri dengan
masalah yang sama.
Psikologi sebagai ilmu ruang
lingkupnya hanya sebatas emperik yang dapat diamati sebagai dunia tindakan dan
diintropeksi sebagai dunia batin darri manusia. Aspek-aspek kejiwaan yang ada
dalam dunia batin inikah yang dinamakan pernyataan-pernyataan jiwa. Pada
awalnya pernyataan-pernyataan jiwa tersebut dibedakan atas dua macam:
a. Kekuatan
jiwa yang dapat menerima perangsang dari luar (sentripetal) yang disebut
sebagai gejala penngenalan.
b. Kekuatan
melahirkan segala yang terkandung di dalam jiwa (sentrifugal) yang disebut
sebgai gejala kehendak.
Seorang ahli pendidikan yaitu Bloom
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku (behavior), sedangkan
tingkah laku yang dimksudkan terdiri dari kognitif, efektif dan psikomotorik.
Demikian pula Ki Hajar Dewantara mengartikan tingkah laku itu terdiri tiga
kawasan yaitu kawasan kognisi yang menghasilkan cipta, kawasan emosi
menghasilkan rasa kawasan konasi menimbulkan karsa atau kemauan. Ketiga kawasan
ini dinamakannya sebagai Tri Sakti.
Pembagian ini hanya garis besarnya
saja, untuk memudahkan proses
pembelajaran, sesungguhnya pernyataa-pernyataan jiwa itu tidak dapat
dipisah-pisahkan karena manusia itu merupakan sesuatu yang bulat dan utuh
(kaffah). Secara substansial gejala-gejala jiwa yang saling mempengaruhi dalam
bentuk perilaku manusia terseut dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
a. Pernayatan
pengenalan (kognisi) yang terdiri dari pengamatan, tenggapan, ingatan, assosiasi
dan reproduksi, fantasi, berpikir dan intelegensi.
b. Pernyataan
perasaan (emosi) yang terdiri dari perasaan rendah seperti perasaan keindraan,
vital, tanggapan, instink dan perasaan-perasaan tinggi (rohani) seperti
keindahan, intelek, kesusilaan, kebutuhan, diri, simpati dan sosial.
c. Pertanyaan
kehendak (konasi) yang terdiri dari tropisme, refleks, instink, automatisme,
nafsu, kebiasaan, keinginan, kecenderungan dan kemauan.
Pernyataan campuran yang terdiri dari minat, perhatian, kelelahan dan
sugesti.[5]
D.
Teori Perilaku
Manusia
Perilaku
manusia tidak dapat dipisahkan dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan
dimana individu itu berada. Perilaku manusia didorong oleh motif tertentu
sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantara
toeri-teori tersebut ialah:
a.
Teori Insting
Insting
merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan, dan insting akan mengalami
perubahan karena pengalaman. Teori ini dikemukakan oleh McDougall sebagai pelopor
dari psikologi sosial. Menurut dia perilaku itu disebabkan karena insting, dan
dia mengajukan suatu daftar insting. Tajam dia mendapat tanggapan cukup dari
F.Allport, yang menerbitkan buku psikologi Sosial (1942), yang berpendapat
bahwa perilaku manusia itu disebabkan karena banyak faktor, termasuk orang-orang
yang ada disekitarnya dengan perilakunya.
b.
Teori Dorongan (drive theory)
Teori ini
pendapat bahwa organisme ini mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu.
Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong
organisme berperilaku.
Menurut Hull,
bila organisme mempunyai kebutuhan dan organisme ingin memenuhi kebutuhannya
maka terjadi ketegangan dalam diri organisme itu. Bila organisme berperilaku dan
dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari
dorongan-dorongan tersebut.
c.
Teori Insensif (incentive theory)
Teori ini
pendapat bahwa perilaku organisme disebabkan karena adanya insentif. Dengan ini akan
mendorong organisme berbuat atau berperilaku. Insentif juga disebut sebagai reinforcement ada yang positif berkaitan
dengan hadiah dengan mendorong organisme
berbuat dan ada yang negatif berkaitan dengan hukuman akan menghambat dalam organisme
berperilaku. Ini berarti timbul karena adanya insentif atau
reinforcement.
d.
Teori atribut
Teori ini
menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang. Baik disebabkan oleh disposisi
internal (misal motif, sikap, dsd.) atau oleh keadaan eksternal. Teori ini dikemukakan
oleh Fritz Heider dan teori ini menyangkut lapangan psikologi sosial.
e.
Teori Kognitif
Apabila
seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka pada umumnya akan
memilih alternatif perilaku yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya
bagi yang bersangkutan. Ini disebut model subjective
expected utility (SEU). Dengan kemampuan memilih ini berati faktor
berpikir berperan dalam menentukan
pilihannya. Seseorang secara nalar yang baik akan mempertimbangkan kedepannya yang
baik dan bermanfaat. Tidak hanya sekedar
saja dalam sekejab tanpa mempertimbangkan
kedepannya. Dalam model SEU kepentingan pribadi yang menonjol.
Tetapi dalam seseorang berperilaku kadang-kadang kepentingan pribadi disingkirkan.[6]
E.
Jenis Perilaku
Manusia
Perilaku
manusia itu dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Perilaku yang
refleksi
Perilku
soaial adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Perilaku ini terjadi dengan
sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima oleh organisme atau
individu tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat
kesadaran, sebagai pusat pengendalian dari perilaku manusia. Stimulus diterima
oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui afektor, tanpa melalui
pusat kesadaran atau otak. Misalnya: reaksi kedip mata bila kena sinar, gerak lutut
bila kena sentuhan palu, menarik jari bila jari kena api dan sebagainya.
b. Perilaku yang
non-refleksi. Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau
otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh respon kemudian diteruskan ke
otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, baru kemudian terjadi respon melalui
efektor.proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini disebut proses
psikologi. Perilaku atas dasar proses psikologi inilah disebut aktivitas
psikologi.
Pada perilaku
manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, perilaku yang banyak pada
diri manusia, dan adanya perilaku yang refleksif.
f.
Macam-Macam Perilaku Manusia
Dilihat
dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua (Notoatmodjo, 2003) :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup
adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas
oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
3.
Macam-Macam
Klasifikasi Perilaku yang Lain
1. Perilaku Refleks
1. Perilaku Refleks
Dilakukan oleh
manusia secara otomatis. Perilaku ini diluar lapangan kemampuan manusia serta
terjadi tanpa dipikir atau diinginkan, kadang-kadang terjadi tanpa disadari
sama sekali. Perilaku refleks ini secara umum mempunyai tujuan menghindari
ancaman yang merusak keberadaan individu sehingga individu dapat berperilaku
dengan normal.
2.
Perilaku refleks bersyarat
Merupakan
perilaku yang muncul karena adanya rangsangan tertentu. Reaksi ini wajar dan
merupakan pembawaan manusia dan bisa dipelajari atau dapat dari pengalaman.
Dengan demikian gerak refleks adalah kesatuan kelakuan dan berdasarkan kelakuan
itu tersusunlah kelakuan manusia yang kompleks dengan segala tingkatan. Apabila
timbulnya rangsangan berulang-ulang maka perilaku refleks bersyarat akan lemah.
3.
Perilaku yang mempunyai tujuan
Yaitu perilaku naluri adalah gerak
refleks yang kompleks atao merupakan rangkaian tahap-tahap yang banyak,
masing-masing tahap merupakan perilaku refleks yang sederhana.
Ada tiga gejala yang menyertai perilaku
bertujuan yaitu pengenalan, perasaan atau emosi, dorongan, keinginan, atau
motif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari segala pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya. Perilaku manusi terdiri dari beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus
perilaku manusia, bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan macam-macam perilaku
manusia.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal, dan Faktor Situsional. Sifat-sifat
umumnya terdiri dari pengamatan, perhatian, tanggap, fantasi, ingatan,
berfikir, motif. Bentuk-bentuk perilakunya yaitu, perbahan alamiah, perubahan
terencana, kesediaan untuk berubah. Begitu juga macam-macam perilakunya yaitu
perilaku refleks dan perilaku refleks bersyarat.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan
berbeda, dari perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi social
diantara manusia.Teori ± teori diatas juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku
itu didorong dan diarahkanketujuan. Mereka juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku
yang ingin mencapai tujuan cenderung untuk menetap.Terkadang manusia merasa
nyaman dengan perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa nyamandalam perbedaan
yang ada dikarenakan lingkungan tempat manusia tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Abu. 2016. Psikologi dan Konseling Keuarga. Binjai:
Difa Grafika
Bimo, Walgito. 2010, Pengantar
psikologi Umum. Yogyakarta:
Andi. Cet. V
Sobur,
Alex. 2003. Psikologi Umum.B andung:
CV Pustaka Setia,
[1]Abu Bakar.Psikologi dan Konseling Keuarga (Binjai: Difa Grafika, 2016) hlm 26
[2]Alex Sobur. Psikologi Umum (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2003) hlm. 289
[3] Drs.
Alex Sobur. Psikologi Umum. Bandung:
CV. Pustaka Setia. Cet. 1, Juli 2003.
[4]Abu Bakar.Psikologi dan Konseling Keuarga (Binjai: Difa Grafika, 2016) hlm 29
[5] Abu Bakar.Psikologi dan Konseling Keuarga (Binjai: Difa Grafika, 2016) hlm
32-34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar