Senin, 10 April 2017

Makalah Psikologi dan Konseling Keluarga "HAKEKAT PERILAKU ANUSIA"


HAKEKAT PERILAKU MANUSIA

Dosen Pengampuh :Dr. H. Abu Bakar M. Luddin, M.Pd


         
 
 
Disusun Oleh

NURLAYNA SARI
SITI AISYAH
SUCI RAMADANI PANGGABEAN




Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Bimbingan Konseling Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Tahun Ajaran 2016/2017







KATA PENGANTAR

           
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penulis  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Psikologi dan Konseling Keluarga.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
            Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang HAKEKAT PERILAKU MANUSIA, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  penulis  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  penulis  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.




Medan, 11 April 2017


Penulis





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.....................................................................................................      i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................     ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................     1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................     1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................     1

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Apa yang dimaksud dengan Konsep Perilaku.........................................................   3
2.      Apa yang dimaksud dengan pembentukan perilaku................................................   5
3.      Bagaimana pernyataan-pernyataan jiwa yang terdapat pada perilaku manusia.......   7
4.      Apa saja teori perilaku manusia...............................................................................   8
5.      Jenis Perilaku Manusia.............................................................................................   10
6.      Sebutkan macam-macam perilaku manusia.............................................................   10

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.........................................................................................................................   12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................   13


 

 






BAB I
PENDHULUAN

A.    Latar Belakang
            Perilaku manusia itu sebuah akredisi seseorang sangat tinggi dan dilihat oleh orang lain. Karena orang lain dapat menilai seseorang dari baik maupun buruknya orang lain melalui tingkah laku seseorang. Apabila seorang berperilaku baik maka orang lain merasa senang dan tenang. Akan tetapi sebaliknya, apabila seorang berperilaku buruk akan mendapat celaan, kurang nyaman dan ketidak sukaan disampingnya.
            Telah dijelaskan dalam firman Allah QS. 39:70 yang artinya “Barang siapa beramal shaleh, laki-laki atau wanita, dan ia beriman, pasti aku beri ia kehidupan yang sejahtera, dan aku beri ia balasan yang baik dari apa yang mereka kerjakan.” Ayat tersebut sangat jelas bahwa Allah akan membalas kebaikan perilaku manusia apa yang telah dikerjakan. Manusia yang disampingnya pun akan merasa senang yang terdapat firman Allah QS. 16:111 yang artinya : “(Ingatlah) suatu hari (ketika) setiap diri sendiri membela nafsinya, dan setiap nafsin disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakan, dan mereka tidak dirugikan.” Kata nafs (nafsin dan nafsi) dalam ayat ini guna menunjukkan adanya homologi antara satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari aeorang pribadi berkecenderungan untuk membela dan memperjuangkan bisikan nuraninya (kepentingannya) atau keinginannya. Setiap orang (perbuatan akunya) pasti akan diberikan imabalan yang setimpal, dan ia tidak akan dirugikan. Dan sebaliknya perilaku buruk.
B.      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Konsep Perilaku ?
2.      Apa yang dimaksud dengan pembentukan perilaku ?
3.      Bagaimana pernyataan-pernyataan jiwa yang terdapat pada perilaku manusia ?
4.      Apa saja teori perilaku manusia ?
5.      Jenis Perilaku Manusia ?
6.      Sebutkan macam-macam perilaku manusia?


C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian Konsep perilaku
2.      Agar dapat mengetahui bagaimana pembentukan Perilaku manusia
3.      Agar menegtahui nagaimana-bagaimana jiwa yang tertdapat pada perilaku manusia
4.      Mengetahui jenis perilaku manusia.
5.      Mengetahui macam-macam perilaku manusia


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Perilaku

Perilaku merupakan totalitas penghayatn dan aktivitas yang merupakan hasil akhir jalinan dandimana terjadi saling mempengaruhi antara berbagai macam kemampuan jiwa yang jarang berdiri sendiri. Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, beraksi, berpaikan dan sebagainya. Perilaku juga mencakup kegiatan internal seperti kognisi, emosi dan konasi. Dengan demikian perilaku dapat dijelaskan sebagai apa yang dikerjakan oleh organisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung. [1]
Dalam  bahasa  Inggris  disebut  dengan behavior  yang  artinya  kelakuan, tindak-tanduk  jalan. Perilaku juga tediri dari dua kata peri dan laku, peri yang artinya sekeliling, dekat, melingkupi dan laku artinya tingkah laku, perbuatan. Secara etimologis perilaku artinya setiap tindakan manusia atau hewan yang dapat  dilihat.
Melihat beberapa uraian tersebut nampak jelas bahwa perilaku itu adalah kegiatan atau aktifitas yang melingkup seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah yang bisa dilihat. Perilaku  manusia  adalah  refleksi  dari  berbagai  gejala  kejiwaan  seperti pengetahuan,  persepsi,  minat,  keinginan  dan  sikap.  Hal-hal  yang  mempengaruhi perilaku seseorang sebagian  terletak dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor  internal  sebagian  lagi  terletak  di  luar  dirinya  atau  disebut  dengan  faktor eksternal yaitu faktor lingkungan.
Leavitt (dalam Sobur, 2010 : 288) mengemukakan : “Kebenaran mendasar dan tanpa kecuali mengenai tingkah laku manusia yaitu
1) Manusia adalah produk dari lingkungan;
2) Manusia menginginkan keamanan;
3) yang dikehendaki manusia adalah makanan;
4) Manusia pada dasarnya malas;
5) Manusia pada dasarnya suka mementingkan diri sendiri;
6) Manusia hanya mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan;
7) Manusia adalah mahluk yang dibentuk oleh kebiasaanya;
8) Manusia adalah produk dari sifat-sifat yang diturunkan oleh nenek moyang mereka”.

Menurut Leavitt terkandung tiga asumsi penting dalam perilaku manusia yaitu :
1) Pandangan tentang sebab-akibat (causality), yaitu pendapat bahwa tingakah laku manusia itu ada sebabnya, sebagaimana tingkah laku  benda-benda alam tersebut. Sebab musabab merupakan hal yang mutlak bagi paham bahwa lingkungan dan keturunan mempengaruhi tingkah laku dan bahwa apa yang ada di luar mempengaruhi apa yang ada di dalam;
2) Pandangan tentang arah atau tujuan (directedness), yaitu bahwa tingkah laku manusia tingkah laku manusia tidak hanya di sebabkan oleh sesuatu, tetapi juga menuju kearah sesuatu, atau mengarah pada satu tujuan, atau bahwa manusia pada hakikatnya ingin menuju sesuatu;
3) Konsep tentang motivasi (motivation), yang melatarbelakangi tingkah laku, yang dikenal sebagai suatu “desakan” atau “keinginan”.[2]

Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan reaksi (respon). Dalam teori belajar Skinner membedakan dua acam respon yaitu:
a.     Reflexive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Rangsangan-rangsangan seperti ini disebut elicting stimulus, karena menimbulkan respon-respon yang relative menetap. Misalnyna makanan yang lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat menyebabkan mata tertutup dan sebagainya. Pada umumnya perangsangan-perangsangan yang demikian itu mendahului respon yang ditimbulkan sehingga disebut respondent behavior. Responden behavior ini mencakup juga emosi respon atau emotional behavior. Emosional respon itu timbul biasanya karena sesuatu yang kurang mengenakkan organisme, seperti menangis karena sedih, muka merah karena marah dan pucat karena takut. Namun juga dapat terjadi karena sesuatu yang menyenangkan seperti tertawa berjingkrak-jingkrak karena senang.
b.    Operan Respon atau instrumental response, yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh peransang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli, karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respon yang dilakukan, seperti seorang anak yang belajar dengan tekun memperoleh nilai rapor baik bila diberi hadiah akan meningkatkan usaha belajarnya lagi.
            Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena itu, perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme tersebutmerespon. Maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” yaitu Stimulus- Organisme-Respon.
            Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku manusia :
1.       Genetika
2.      Sikap adalahsuatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilakutertentu.
3.       Norna sosial adalah pengaruh tekanan sosial.
4.      Kontrol perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.[3]

B.     Pembentukan Perilaku
Mengacu kepada konsep Skinner yaitu Operan respon kelihatannya pembentukan tingkah laku erat kaitannya dengan penggunaan operan respon yang dalam psikologi belajar dinamakan conditioning response. Prosedur pembentukan perilaku melalui conditioning response ini sebagai berikut:
a.       Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat (reinforcer) berupa hadiah-hadiah (reward) bagi perilaku yang akan dibentuk.
b.      Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk peilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c.       Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara mengidentifikasi reinforce untuk masing-masing komponen tersebut.
d.      Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah disusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan perilaku tersebut cenderung akan sering dilakukan. Bila ini sudah terbentuk, maka dilakukan perilaku yang kedua dan kemudian diberi hadiah. Begitu seterusnya dilakukan berulang-ulang sampai komponen ketiga, keempat dan seterusnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk. Sebagai contoh untuk pembentukan perilaku agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur, maka anak tersebut harus pergi ke kamar mandi sebelum tidur, mengambil sikat dan odol, mengambil air dan berkumur, melaksanakan gosok gigi, menyimpan sikat gigi dan odol pergi ke kamar tidur.
Apabila dapat diidentifikasi hadiah-hadiah bagi masing-masing komponen perilaku tersebut, maka akan dapat dilakukan pembentukan kebiasaan tersebut. [4]
Teori Skinner ini sangat besar pengaruhnya terhadap behavior control, behavior theraphy dan behavior modification yang dewasa ini berkembang.
Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu. Faktor-faktor tersebut antara lain susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya.
Susunan syaraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia karena merupakan sebuah bentuk perpindahan dari rangsangan yang masuk menjadi perbuatan atau tindakan. Perpindahan ini dilakukan oleh susunan syaraf pusat dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energy-energi di dalam impuls-impuls syaraf kesusunan syaraf pusat. Dengan demikian bahwa perilaku merupakan konsep yang tidak sederhana, sesuatu yang kompleks yakni suatu pengorganisasian proses-proses psikologis yang sangat banyak dipengaruhi oleh kemampuan jiwa.
Pavlon dalam percobaannya terhadap seekor anjing yang diberi makan bersamaan dengan seberkas cahaya, yakni setiap anjing diberi makan terlebih dahulu diberikan seberkas cahaya yang dilakukan dengan berulang-ulanghasilnya tetap sama, kemudian perangsang diberikan kepada anjing itu hanya seberkas cahaya saja yang berwarna merah. Anjing itu tetap mereaksi dengan kekuatan yang sama meskipun perangsang hanya seberkas cahaya, tetapi apabila diganti dengan cahaya yang berwana selain merah maka anjing itu tidak mereaksi apa-apa, dari percobaan ini Pavlon menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Perangsang bersyarat dapat menimbulkan reaksi bersyarat yang sama kuatnya dengan perangsang wajar. Reaksi yang timbul yaitu bersifat refleksif karena itu disebut reflek bersyarat.
2.      Kelenjar-kelenjar lainpun dapat mereaksi bersyarat, apabila dilatih berulang-ulang secara teratur, di dresser dari percobaan ini. Pavlov menarik kesimpulan.
3.      Dengan dresser, binatang dapat mencari, melihat warna seperti pebuatan-perbuatan manusia.
4.      Ilmu jiwa yang berobyekkan kesadarab tentu tidak akan berhasil baik kemudian hari. Ia harus berobyekkan kepada segala yang tampak oleh indera.
Selain Ivan Pavlov , Eduard Lee Thorndike juga tokoh behaviorisme yang memunculkan teori trial error. Percobaannya dilakukan dengan seekor kucing yang dimasukkan ke dalam problem box (Sangkar), untuk menyelidiki bagaimana proses belajar pada binatang karena ia seorang ahli ilmu hewan.
 Sangkar itu dikunci dengan sebuah palang, diluar sangkar didekatnya sepotong dendeng goreng sebagai perangsang. Demikian mendapat perangsang, kucing itu meronta-ronta, menerkam, menerjang, mengeong, dengan maksud untuk melepaskan diri dari sangkar tersebut. Dalamm percobaan pertama, kucing itu tidak berhasil keluar dari sangkar, sedangkan pada percobaan berikutnya kucing berhasil. Percobaan-percobaan selanjutnya ternyata berhasil dan semakin sedikit menggunakan tenaga, karena telah dapt langsung membuka palang serta memakan dendeng goreng sebagai perangsangnya. Dari percobaan tersebut, Thorndike berkesimpulan:
a.       Binatang belajar dengan trial and error, kondisi ini dapat ditransfer ke dalam cara belajar manusia.
b.      Hasil Trial and error ini adalah merupakn asosiasi yang kuat untuk menimbulkan kembali gerak seperti yang lain. Karena itu ia mudah menyesuaikan diri dengan masalah yang sama.
C.    Pernyataan-Pernyataan Jiwa
            Psikologi sebagai ilmu ruang lingkupnya hanya sebatas emperik yang dapat diamati sebagai dunia tindakan dan diintropeksi sebagai dunia batin darri manusia. Aspek-aspek kejiwaan yang ada dalam dunia batin inikah yang dinamakan pernyataan-pernyataan jiwa. Pada awalnya pernyataan-pernyataan jiwa tersebut dibedakan atas dua macam:
a.       Kekuatan jiwa yang dapat menerima perangsang dari luar (sentripetal) yang disebut sebagai gejala penngenalan.
b.      Kekuatan melahirkan segala yang terkandung di dalam jiwa (sentrifugal) yang disebut sebgai gejala kehendak.
            Seorang ahli pendidikan yaitu Bloom menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku (behavior), sedangkan tingkah laku yang dimksudkan terdiri dari kognitif, efektif dan psikomotorik. Demikian pula Ki Hajar Dewantara mengartikan tingkah laku itu terdiri tiga kawasan yaitu kawasan kognisi yang menghasilkan cipta, kawasan emosi menghasilkan rasa kawasan konasi menimbulkan karsa atau kemauan. Ketiga kawasan ini dinamakannya sebagai Tri Sakti.
            Pembagian ini hanya garis besarnya saja,  untuk memudahkan proses pembelajaran, sesungguhnya pernyataa-pernyataan jiwa itu tidak dapat dipisah-pisahkan karena manusia itu merupakan sesuatu yang bulat dan utuh (kaffah). Secara substansial gejala-gejala jiwa yang saling mempengaruhi dalam bentuk perilaku manusia terseut dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
a.       Pernayatan pengenalan (kognisi) yang terdiri dari pengamatan, tenggapan, ingatan, assosiasi dan reproduksi, fantasi, berpikir dan intelegensi.
b.      Pernyataan perasaan (emosi) yang terdiri dari perasaan rendah seperti perasaan keindraan, vital, tanggapan, instink dan perasaan-perasaan tinggi (rohani) seperti keindahan, intelek, kesusilaan, kebutuhan, diri, simpati dan sosial.
c.       Pertanyaan kehendak (konasi) yang terdiri dari tropisme, refleks, instink, automatisme, nafsu, kebiasaan, keinginan, kecenderungan dan kemauan.
            Pernyataan campuran yang  terdiri dari minat, perhatian, kelelahan dan sugesti.[5]
D.    Teori Perilaku Manusia
            Perilaku manusia tidak dapat dipisahkan dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada. Perilaku manusia didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantara toeri-teori tersebut ialah:
a.       Teori Insting
            Insting merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan, dan insting akan             mengalami perubahan karena pengalaman. Teori ini dikemukakan oleh McDougall             sebagai pelopor dari psikologi sosial. Menurut dia perilaku itu disebabkan karena            insting, dan dia mengajukan suatu daftar insting. Tajam dia mendapat tanggapan        cukup dari F.Allport, yang menerbitkan buku psikologi Sosial (1942), yang             berpendapat bahwa perilaku manusia itu disebabkan karena banyak faktor, termasuk      orang-orang yang ada disekitarnya dengan perilakunya.

b.      Teori Dorongan (drive theory)
            Teori ini pendapat bahwa organisme ini mempunyai dorongan-dorongan atau drive            tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme             yang mendorong organisme berperilaku.
            Menurut Hull, bila organisme mempunyai kebutuhan dan organisme ingin memenuhi         kebutuhannya maka terjadi ketegangan dalam diri organisme itu. Bila organisme    berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau   reduksi dari dorongan-dorongan tersebut.

c.       Teori Insensif (incentive theory)
            Teori ini pendapat bahwa perilaku organisme disebabkan karena adanya insentif.    Dengan ini akan mendorong organisme berbuat atau berperilaku. Insentif juga disebut          sebagai reinforcement ada yang positif berkaitan dengan hadiah dengan mendorong             organisme berbuat dan ada yang negatif berkaitan dengan hukuman akan menghambat   dalam organisme berperilaku. Ini berarti timbul karena adanya insentif atau            
            reinforcement.

d.       Teori atribut
            Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang. Baik disebabkan oleh     disposisi internal (misal motif, sikap, dsd.) atau oleh keadaan eksternal. Teori ini       dikemukakan oleh Fritz Heider dan teori ini menyangkut lapangan psikologi sosial.

e.        Teori Kognitif
            Apabila seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka pada umumnya akan memilih alternatif perilaku yang akan membawa manfaat yang           sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan. Ini disebut model subjective expected       utility (SEU).  Dengan kemampuan memilih ini berati faktor berpikir berperan dalam             menentukan pilihannya. Seseorang secara nalar yang baik akan mempertimbangkan            kedepannya yang baik dan bermanfaat. Tidak hanya sekedar  saja dalam sekejab tanpa           mempertimbangkan kedepannya. Dalam model SEU kepentingan pribadi yang            menonjol. Tetapi dalam seseorang berperilaku kadang-kadang  kepentingan pribadi    disingkirkan.[6]
E.     Jenis Perilaku Manusia
            Perilaku manusia itu dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.       Perilaku yang refleksi
Perilku soaial adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Perilaku ini terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima oleh organisme atau individu tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat kesadaran, sebagai pusat pengendalian dari perilaku manusia. Stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak. Misalnya: reaksi kedip mata bila kena sinar, gerak lutut bila kena sentuhan palu, menarik jari bila jari kena api dan sebagainya.
b.      Perilaku yang non-refleksi. Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh respon kemudian          diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, baru kemudian terjadi   respon melalui efektor.proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini disebut proses psikologi. Perilaku atas dasar proses psikologi inilah disebut aktivitas psikologi.
            Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, perilaku yang banyak pada diri manusia, dan adanya perilaku yang refleksif.
f.       Macam-Macam Perilaku Manusia
            Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
1.      Perilaku tertutup (convert behavior)
            Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.


2.       Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
3.      Macam-Macam Klasifikasi Perilaku yang Lain
1.  Perilaku Refleks
Dilakukan oleh manusia secara otomatis. Perilaku ini diluar lapangan kemampuan manusia serta terjadi tanpa dipikir atau diinginkan, kadang-kadang terjadi tanpa disadari sama sekali. Perilaku refleks ini secara umum mempunyai tujuan menghindari ancaman yang merusak keberadaan individu sehingga individu dapat berperilaku dengan normal.
2.      Perilaku refleks bersyarat
            Merupakan perilaku yang muncul karena adanya rangsangan tertentu. Reaksi ini wajar dan merupakan pembawaan manusia dan bisa dipelajari atau dapat dari pengalaman. Dengan demikian gerak refleks adalah kesatuan kelakuan dan berdasarkan kelakuan itu tersusunlah kelakuan manusia yang kompleks dengan segala tingkatan. Apabila timbulnya rangsangan berulang-ulang maka perilaku refleks bersyarat akan lemah.
3.      Perilaku yang mempunyai tujuan
Yaitu perilaku naluri adalah gerak refleks yang kompleks atao merupakan rangkaian tahap-tahap yang banyak, masing-masing tahap merupakan perilaku refleks yang sederhana.
Ada tiga gejala yang menyertai perilaku bertujuan yaitu pengenalan, perasaan atau emosi, dorongan, keinginan, atau motif.













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya. Perilaku manusi terdiri dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku manusia, bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan macam-macam perilaku manusia.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal,  dan Faktor Situsional. Sifat-sifat umumnya terdiri dari pengamatan, perhatian, tanggap, fantasi, ingatan, berfikir, motif. Bentuk-bentuk perilakunya yaitu, perbahan alamiah, perubahan terencana, kesediaan untuk berubah. Begitu juga macam-macam perilakunya yaitu perilaku refleks dan perilaku refleks bersyarat.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan berbeda, dari perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi social diantara manusia.Teori ± teori diatas juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku itu didorong dan diarahkanketujuan. Mereka juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku yang ingin mencapai tujuan cenderung untuk menetap.Terkadang manusia merasa nyaman dengan perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa nyamandalam perbedaan yang ada dikarenakan lingkungan tempat manusia tersebut.












DAFTAR PUSTAKA

            Bakar,  Abu. 2016. Psikologi dan Konseling Keuarga. Binjai: Difa Grafika
            Bimo, Walgito. 2010, Pengantar psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. Cet. V
            Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.B andung: CV  Pustaka Setia,



[1]Abu Bakar.Psikologi dan Konseling Keuarga (Binjai: Difa Grafika,  2016) hlm 26

[2]Alex Sobur. Psikologi Umum (Bandung: CV  Pustaka Setia, 2003) hlm. 289
[3] Drs. Alex Sobur. Psikologi Umum. Bandung: CV. Pustaka Setia. Cet. 1, Juli 2003.
[4]Abu Bakar.Psikologi dan Konseling Keuarga (Binjai: Difa Grafika,  2016) hlm 29
[5] Abu Bakar.Psikologi dan Konseling Keuarga (Binjai: Difa Grafika,  2016) hlm  32-34
[6] Prof. Dr. Bimo Walgito. Pengantar psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. Cet. V, 2010. Hal. 15.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar