PENGELOLAAN
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN YANG EFEKTIF DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN
SITI
AISYAH
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas
kehadiran Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan Makalah Administrasi Pendidikan yang berjudul
“
PENGELOLAAN ADMINISTRASI
DAN MANAJEMEN YANG EFEKTIF DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN “ ini
dapat di selesaikan. Makalah ini merupakan wujud dari gagasan perlunya
referensi untuk mata kuliah Administrasi Pendidikan. Kemudian
makalah ini diintergrasikan dengan pemikiran-pemikiran dari ahli lain dan
konsep-konsep yang baru berkembang. Makalah ini mendapat banyak tambahan materi
yang disesuaikan dengan sistematiika pemikiran dari sisi prosedur.
Akhirnya, Semoga penyusunan makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan para pembaca, oleh karena itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan sehingga terdapat kesempurnaan pada makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan arti dalam pengembangan pendidikan
yang akan datang. Amin.
Medan,
05 Januari 2016
Siti
Aisyah
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................i
DAFTAR
ISI..................................................................ii
PENDAHULUAN
BAB
I
a.
Latar
Belakang..........................................................1
b.
Rumusan
Masalah.....................................................1
c.
Tujuan
Penulisan.......................................................1
PEMBAHASAN
BAB
II
1. Pengertian Administrasi Pendidikan..........................3
2. Pengertian Manajemen Pendidikan . .........................6
3. Efektifitas Manajemen dalam Pendidikan Islam..........10
BAB
II
PENUTUP
a.
Kesimpulan............................................12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada
dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu dan
perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas usaha untuk memenuhi kebutuhan
dan terbatasnya kemampuan untuk melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi
pekerjaan tugas dan tanggung jawab dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan
tanggung jawab ini maka terbentuklah kerjasama dan keterikatan formal dalam
suatu organisasi. Pada dasarnya manajemen itu penting sebab pekerjaan itu berat
dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga itu perlu pembagian kerja, tugas
dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
Manajemen
yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang
dimiliki. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama dalam sekelompok
orang. Setiap manejer dalam pelaksanaan tugasnya, aktivitasnya, dan
keterampilannya untuk mencapai tujuan harus melaksanakan perencanaan
pengorganisasian, penngarahan, dan pengendalian dengan baik.
Dalam
tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong individu dan
warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini kehidupan. Di
samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi proses
transformasi personal maupun sosial. Dan sesungguhnya inilah idealisme
pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan.
Namun
dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga
pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan bisnis
basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan
pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan admnistrasi pendidikan ?
2.
Apa yang dimaksud
dengan manajemen pendidikan ?
3.
Seperti apakah
efektifitas manajemen dalam pendidikan Islam ?
C.
Tujuan Penulisan
Agar
Para pembaca mengetahui bagaimana cara mengelolah administrasi dan manajemen
yang efektif dalam lembaga pendidikan
yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Administrasi
Pendidikan
Kata administrasi berasal dari bahasa
Latin yang terdiri atas kata ad dan ministare.Kata ad mempunyai
arti yang sama dengan kata to dalam bahasa inggris, yang
berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministare sama artinya dengan
kata to surve atau toconductyang berarti
“melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”. Dalam bahasa inggris to
administer berarti pula “mengatur”, “memelihara” (to look after), dan
mengarahkan.[1]
Jadi, kata “administrasi” dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani,
mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan.
Meskipun peraktek administrasi sejak dahulu kala telah dilaksanakan orang,
bahkan sejak manusia bermasyarakat dan bernegara, administrasi sebagai ilmu
baru muncul pada permulaan pertengahan kedua abad ke-19.
Frederick Taylor (1856) sering disebut sebagai bapak dari gerakan manajemen
berdasarkan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, ia dapat pula dikatakan sebagai
pelopor dari timbulnya ilmu administrasi. Ia pernah bekerja sebagai buruh
rendahan sampai tingkat yang paling tinggi di dalam perusahaan.
Administrasi
pendidikan ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu,
baik personel, spritual maupun material yang bersangkut paut dengan pendidikan,
jadi dalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang
terlibat di dalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu di integrasikan,
diorganisasi dan dikioordinasi secara efektif, dan semateri yang diperlukan dan
yang telah ada dimanfaatkan secara efesien.
Sedangkan
pendidikan, baik diartikan sebagai prioses produk, adalah masalah perseorangan.
Anak didik sendirilah yang harus membuat perubahan di dalam dirinya sesuai
dengan yang di kehendakinya. Proses pendidikan terjadi dalam diri individu, dan
dari produk pendidikan menyatakan diri di dalam tingkah lakunya. Demikianlah
pendidikan tidak sama dengan pendidikan.
Engkoswara (1987:1) mengemukakan
bahwa “ administrasi pendidikan dalam arti seluas-luasanya adalah suatu ilmu
yang mempelajari penataan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara
produktif”. Selanjutnya mengatakan penataan
mengandung makna, “mengatur, manajemen, memimpin, mengelola atau mengadministrasikan
sumber daya yang meliputi merencanakan, melaksanakan dan mengawasi, atau
membina”. Sumber dayanya terdiri dari;
1.
sumber daya manusia
(peserta didik, pendidik, dan pemakai jasa pendidikan),
2.
sumber belajar atau
kurikulum (segala sesuatu yang disediakan lembaga pendidikan untuk mencapai
tujuan), dan
3.
fasilitas
(peralatan, barang, dan keuangan yang menunjang kemungkinan terjadinya
pendidikan). Tujuan pendidikan yang produktif berupa prestasi yang efektif, dan
suasana atau proses yang efisien. Selanjutnya keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan yang produktif dapat dilihat dari sudut administratif, psikologis, dan
ekonomis.[2]
Secara dingkatnya administrasi
pendidikan ialah pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan dari segala sesuatu yang
berhubungan dengan urusan-urusan sekolah.
Beberapa unsur
pokok didalam administrasi yang dimaksudkan. Ialah:[3]
1.
Adanya sekelompok
manusia (sedikitnya dua orang)
2.
Adanya tujuan yang
hendak dicapai bersama.
3.
Adanya tugas/fungsi
yang harus dilaksanakan (kegiatan kerja sama)
4.
Adanya peralatan
dan perlengkapan yang diperlukan.
Semua
unsur tersebut harus diatur dan dikelola sedemikian rupa sehingga mengarah
kepada tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Proses
administrasi pendidikan diperlukan berbagai pendekatan untuk mencapai tujuan,
salah satu pendekatan yaitu pendekatan terpadu. Konsep pendekatan administrasi
terpadu ialah suatu pendekatan yang dilandasi oleh norma dan keadaan yang
berlaku, menelaah ke masa silam dan berorientasi ke masa depan secara cermat
dan terpadu dalam berbagai dimensi. Pendekatan terpadu melibatkan dimensi serta
optimalisasi fungsi koordinasi,dan pelaksanaannya ditunjang dengan konsep
manajemen partisipatif. Konsep manajemen partispasif, mempunyai dimensi
konteks, tujuan dan lingkungan. Hal itu dikembangkan menjadi suatu proses dalam
administrasi pendidikan terpadu yang intinya ada keterlibatan semua pihak yang
terkait dalam organisasi pendidikan.
John M.Cohen dan Norman T.Uphoff
(1977:6-8) mengungkapkan bahwa kerangka kerja secara koordinasi dalam suasana
partisifasif mempunyai tiga dimensi yakni; Kerangka kerja tersebut, menunjukkan
bagaimana suatu pengembangan program dilakukan, melalui pendekatan partisipasi.
Partisipasi dari instrumental yang ada seperti konstitusi, keterlibatan
masyarakat, kelompok atau personal. Kondisi ini,tergantung pada keterlibatan
dalam ;
1.
Pengambilan
keputusan
2.
Pelaksanaan
keputusan
3.
Manfaat adanya
partisipasi, dan
4.
Keterlibatan dalam
evaluasi. Berrdasarkan dari uraian tersebut, tampak bahwa proses administrasi
merujuk pada aktivitas pencapaian tujuan.
Proses tersebut, diperlukan berbagai pendekatan yang selaras
dengan karakteristik suatu organisasi, yang mempunyai visi, misi, fungsi dan
tujuan serta strategi pencapaiannya.[4]
B. Manajemen
Pendidikan
Manajemen berasal dari kata to
manage yang artinya mengatur, pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen
merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
G.R. Terry berpendapat bahwa manajement
is a distinck process of planning, organizing, actuating, and controling
performed to determine and accomplish stated objectivies by the use
of human being other recourses. Artinya manajemen adalah suatu proses
yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya.
Sedangkan menurut Haroid dan cyrilo
Donnel mengemukakan managament is getting things done throug people in
bringing about tjis coordinating of group activity themanager, as a
manager plans, organizes, staffs, direct, and control the acktivities other
people. Artinya manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu
melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajemen mengadakan kordinasi
atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan, dan pengendalian.[5]
Jika kita simak defenisi-defenisi
diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
1.
Manajemen mempunyai
tujuan yang ingin dicapai.
2.
Manajemen merupakan
perpaduan antara ilmu dengan seni.
A.
Manajemen merupakan
proses yang sistematik, terkordinasi, koferatif, dan terintegrasi dalam
memanfaatkan unsur-unsurnya.
B.
Manajemen baru
dapat diterapakan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerja sama dalam
suatu organisasi.
C.
Manajemen harus
didasarkan dengan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab.
D.
Manajemen terdiri
dari beberapa fungsi.
E.
Manajemen hanya
merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Reiguluth
dan Garfinkel (1993) menjelaskan guru adalah sebagai fasilitator dan manajemen
pendidikan. Peran ini mensyaratkan sistem yang berbasis sumber data dan
penggunaan kekuatan alat-alat dengan kemajuan tekhnologi dari pada berbasis
kepada guru.
Tugas
propesional guru adalah melakukan kegiatan mengajar, dan selanjutnya murid
melakukan respon-respon yang disebut belajar. Menurut Dauis (1991:35) peran
guru sebagai menejer dalam proses pengajaran:
1.
Merencanakan, yaitu
menyusun tujuan belajar mengajar (pengajaran).
2.
Mengorganisasikan,
yaitu menghubungnkan atau menggabungkan seluruh sumber daya belajar mengajar
dalam mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
3.
Memimpin, yaitu
apakah pekerjaan atau kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan pengajaran,
sehingga diketahui hasil yang dicapai.
Fungsi manajemen pembelajaran yaitu:
perencanaan pengajaran, pengorganisasian pengajaran, dann evaluasi pengajaran.
Dalam menjalankan fungsi manajemen dimaksud, seorang guru harus memanfaatkan
sumber daya pengajaran (learning resouces) yang ada didalam kelas maupun diluar
kelas.[6]
Manajemen
oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembagian fungsi-fungsi
manajemen ini adalah:
1.
Supaya sistematika
urutan pembahasannya lebih teratur.
2.
Agar analisis
pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam.
3.
Untuk menjadi
pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manejer.[7]
Fungsi-fungsi manajemen antara lain:
1.
Planning
Planning ialah menetapkan pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh kelopok untuk mencapai tujuan yang digariskan.
Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk
pemilihan-pemilihan alternatif-alternatif keputusan.
2.
Organizing
Organizing ialah mengelompokkan dan
menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk
melaksanakan kegiatan.
3.
Actuating
Actuating atau disebut juga “gerakan
aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seseorang manajer untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan
yang ditetapkan oleh unsur perencana dan pengorganisasian agar tujuan-tujaun
tersebut dapat dipahami.
4.
Motovating
Motivating merupakan sebuah kata yang
lebih disukai oleh beberapa pihak dari pada kata actuating. Beberapa pihak yang
lain menganggap arti dari kedua kata tersebut adalah sama.
5.
Staffing
Mencakup mendapatkan, menempatkan,
dan mempertahankan anggota pada posisi yang dibutuhkan oleh pekerjaan
organisasi yang bersangkutan.
6.
Directing
Merupakan pengarahan yang diberikan
kepada bawahan sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan
bekerja aktif menuju sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
7.
Controling
Mencakup kelanjuatan tugas untuk
melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan
dievaluasi dan penyimpangan yang tidak di inginkan diperbaiki supaya tujuan
dapat tercapai dengan baik
8.
Inovating
Mencakup pengembangan gagasan baru,
mengkombinasikan pemikiran baru dengan yang lama, mencari gagasan dari kegitan
lain dan melaksanakannya atau dapat juga dilakukan dengan cara memberi stimulai
kepada rekan sekerja untuk mengembangkan gagasan baru dalam pekerjaan mereka.
9.
Representing
Mencakup pelaksanaan tugas pegawai
sebagai anggota resmi dari sebuah perusahaannya dalam urusannya dengan pihak
pemerintahan, kalangan swasta bank, penjual, langganan, dan kalangan luar
lainnya.
10. Coordinating
Merupakan
sunkronisasi yang teratur dalam usaha individu yang berhubungan dengan jumlah
waktu dan tujuan mereka, sehingga diambil tindakan yang serempak menuju sasaran
yang telah ditetapkan.[8]
B.
Efektifitas
Manajemen dalam Lembaga Pendidikan
Dalam ranah aktivitas, implementasi manajemen terhadap pengelolaan
pendidikan haruslah
berorientasi pada efektivitas terhadap segala aspek pendidikan baik dalam
pertumbuhan, perkembangan, maupun keberkahan (dalam perspektif syariah).
Berikut ini merupakan urgensi manajemen terhadap bidang manajemen pendidikan:[9]
A.
Manajemen Kurikulum
1. Mengupayakan efektifitas perencanaan
2. Mengupayakan efektifitas pengorganisasian dan koordinasi
3. Mengupayakan efektifitas pelaksanaan
4. Mengupayakan efektifitas
pengendalian/pengawasan
B.
Manajemen
Personalia
Manajemen ini
berkisar pada staff development (teacher development),
meliputi:
1.
Training
2.
Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP)
3.
Inservice Education (Pendidikan Lanjutan)
C.
Manajemen Siswa
1.
Penerimaan Siswa
(Daya Tampung, Seleksi)
2.
Pembinaan Siswa
(Pengelompokkan, Kenaikan Kelas, Penentuan Program, Ekskul)
D.
Pemberdayaan OSIS
1.
Manajemen Keuangan
Dalam keuangan pengelolaan
pendidikan, manajemen harus berlandaskan pada prinsip: efektivitas, efisiensi
dan pemerataan .
2.
Manajemen
Lingkungan
Urgensi manajemen
terhadap lingkungan pendidikan bertujuan dalam merangkul seluruh pihak terkait
yang akan berpengaruh dalam segala kebijakan dan keberlangsungan pendidikan.
Manajemen ini berupaya mewujudkan cooperation with Society dan stake
holder identification.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Pengertian
Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan ialah
segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personel,
spritual maupun material yang bersangkut paut dengan pendidikan, jadi dalam
proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat di dalam
proses pencapaian tujuan pendidikan itu di integrasikan, diorganisasi dan
dikioordinasi secara efektif, dan semateri yang diperlukan dan yang telah ada
dimanfaatkan secara efesien.
2.
Pengertian Manajemen
Pendidikan
Manajemen berasal dari kata to
manage yang artinya mengatur, pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen
merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Fungsi-fungsi
manajemen antara lain 1.Planning, 2. Organizing, 3. Actuatin, 4. Motovating, 5. Staffing,6. Directing, 7. Controling, 8. Inovating,9. Representing,
10.Coordinating
3.
Efektifitas Manajemen dalam Lembaga Pendidikan
Dalam ranah aktivitas, implementasi manajemen terhadap pengelolaan
pendidikan haruslah
berorientasi pada efektivitas terhadap segala aspek pendidikan baik dalam
pertumbuhan, perkembangan, maupun keberkahan (dalam perspektif syariah).
Berikut ini merupakan urgensi manajemen terhadap bidang manajemen pendidikan:
1. Manajemen Kurikulum, 2. Manajemen Personalia, 3. Manajemen Siswa, 4.
Pemberdayaan Osis
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, S.P. Malayu. 1995. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Toko Gunung Agung
Malayu, Manajemen. 2006
Jakarta: Bumi Aksara
Purwanto, Ngalim. 2002. Administarasi
dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
R. Fred, David. 2004. Konsep
Manajemen Strategis, Jakarta: PT Indeks
R. Terry, George. 1990. Prinsip-Prinsip Manajemen, Jakarta: Bumi
Aksara
Sustina Oteng. 1985. Administrasi
Pendidikan, Bandung: Angkasa
Syafaruddin, Irwan Nasution. 2005. Manajemen Pembelajaran, Jakarta:
Quantum Teaching
[1]
Ngalim Purwanto, Administarasi dan Supervisi
Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 1.
[4]
S.P. Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1995), hlm. 13.
[6]Syafaruddin, Irwan Nasution, Manajemen
Pembelajaran, (Jakarta: Quantum Teaching,2005), hlm. 71.
[7]
Malayu, Op.Cit., hlm.
37.
[9]
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan. (Bandung:
Angkasa, 1985), hlm. 20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar