Kamis, 21 April 2016

Makalah Pendekatan Konseling Islam



PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI KONSELING ISLAMI















 








SITI AISYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2015





KATA PENGANTAR



            Puji syukur saya ucapkan atas kehadiran Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Makalah Pendidikan Konseling Islam yang berjudul “ PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI KONSELING ISLAMI “  ini dapat di selesaikan. Makalah ini merupakan wujud dari gagasan perlunya referensi untuk mata kuliah Pendidikan Konseling Islam. Kemudian makalah ini diintergrasikan dengan pemikiran-pemikiran dari ahli lain dan konsep-konsep yang baru berkembang. Makalah ini mendapat banyak tambahan materi yang disesuaikan dengan sistematiika pemikiran dari sisi prosedur.

Akhirnya, Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan para pembaca, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan sehingga terdapat kesempurnaan pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan arti dalam pengembangan pendidikan yang akan datang. Amin.




Medan, 04 Januari 2016

Penulis



                                                                                           
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................ii

 BAB I
PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang..............................................................................1
b.      Rumusan masalah...........................................................................2
c.       Tujuan Penulisan.............................................................................3

BAB II
PEMBAHASAN
a.       Pengertian konseling secara umum...............................................3
b.      Pengertian konseling islami............................................................7
c.       Ciri-ciri konseling secara umum dan khusus.................................9
d.      Ciri-ciri konseling islami.................................................................12

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN..............................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................15








  BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembang zaman banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi banyak menimbulkan perubahan-perubahan di dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek social, politik ,ekonomi, dan industri bahkan dalam aspek kehidupan relegius. Perkembangan dalam berbagai bidang,misalnya lapangan kerja,hubungan sosial, tenaga ahli ,bahkan meningkatnya penganguran merupakan beberapa di antara masalah-masalah yang kerap kali terjadi sebagai akibat perubahan dan kemajuan tersebut. Di samping itu, pertambahannya penduduk juga merupakan penyebab terjadi masalah yang di hadapi.
Permasalahan- permasalahan tersebut di atas pada gilirannya mendorong para ahli psikologi untuk berupaya mencari solusi dan mencari penyelesaian permasalahan manusia dan menolong mereka dalam menghadapi berbagai masalah-masalah yang mereka hadapi. Konseling dalam makna “help relationship” adalah suatu relasi yang terjadi di antara dua pihak, Dimana salah satu pihak mempunyai kehendak untuk meningkatkan pertumbuhan, perkembangan dan di pihak lain berfungsi menangani permasalahan kehidupan sendiri.
Konseling islami sebagai suatu pendekatan yang secara langsung menyentuh kehidupan psikis manusia. Justru itu konseling islami sebagai upaya rekonstruksi dan aktualisasi kembali konsep diri manusia dengan pendekatan islami merupakan wujud proses aktualisasi konseling islam. Hal ini di maksudkan bahwa kehadiran islam sebagai alternative pada zaman modrenisasi ini dapat tampil sebagai tumpuan kebutuhan terutama bagi umat islam. Jadi di dalam makalah ini juga akan menjelaskan tentang penyelesaian berbagai masalah dengan metode pendekatan dalam konseling islami.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian Konseling  Umum ?
2.      Apakah Pengertian Konseling Islami ?
3.      Bagaimanakah Ciri-ciri Konseling Umum dan Khusus ?
4.      Bagaimanakah Ciri-ciri Konseling Islami ?

C.    Tujuan Penulisan
Agar Para pembaca mengetahui apa itu pengertian konseling umum dan konseling Islami dan mengetahui bagaimanakah ciri-ciri konseling umum dan konseling islami.



BAB II
PEMBAHASAN


A.     Pengertian Konseling Secara Umum
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima”  atau “memahami”. Mencermati dinamika konseling dewasa ini, definisi konseling dapat dikelompokkan menjadi dua,yaitu definisi konvensional
 dan definisi modern.Definisi konseling konvensional lebih bercirikan bahwa pelayanan konseling tidak menggunakan teknologi informatika, sedangkan definisi konseling modern bercirikan suatu pelayanan konseling menggunakan teknologi informatika.[1]
            Pengertian Konseling Menurut Para Ahli:
a.       Natawijaya 1987, Konseling adalah dimana seorang konselor berusaha membatu seorang klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiridalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
b.      Surya 1988, Pengertian konseling adalah seluruh upaya bantuan yang diberikan konselor kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki dirinya pada tingkah lakunya sendiri pada masa yang akan datang.
c.       Sukardi 2000, setelah menyarikan dari berbagai pendapat tentang pengertian konseling menyimpulkan bahwa koseling merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mataatau tatap muka antara konselor dan lien yang berisi usaha yang laras, unik, (Manusiawi), yang dilakukan dengan suasana keahlian dan yang didasari atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat kini dan mungkin pada masa yang akan datang.

1.      Konseling Konvensional
Secara konvensional,konseling didefinisikan sebagai pelayanan profesional (profesional service) yang diberikan oleh konselor kepada konseli secara tatap muka (face to face), agar konseli dapat mengembangkan perilakunya ke arah lebih maju (progressive). Pelayanan konseling berfungsi (curative) dalam arti penyembuhan. Dalam hal ini konseli adalah individu yang mengalami masalah, dan set[2]elah memperoleh pelayanan konseling ia diharapkan secara bertahap dapat memahami masalahnya dan memecahkan masalahnya.
Berikut ini disajikan definisi konseling menurut para ahli yang dikelompokan sebagai definisi konvensional:[3]
a.       Mortensen dan Schmuller (1964), menyatakan counseling is the heart of the  guidance program. Konseling adalah jantungnya program bimbingan.
b.      Ruth Strang yang dikutip Surya dan Natawidjaja (1986), menyatakan guidance is breader, counseling is a most important tool of guidance. Bimbingan lebih luas daripada konseling dan konseling merupakan alat penting dari pelayanan bimbingan, dengan kata lain konseling sebagai tekniknya bimbingan.
Konseling adalah bantuan pribadi secara tatap muka antara dua orang, yaitu seorang yang disebut konselor yang berkompeten dalam bidang konseling membantu seorang yang disebut konseli yang berlangsung dalam situasi belajar, agar konseli dapat memperoleh pemahaman baik tentang dirinya dan pemahaman tentang situasi sekarang dan akan datang.
Bila kita simak empat definisi konseling di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:[4]
a.       Konseling sebagai jantungnya program bimbingan. Dalam program bimbingan, konseling dipandang sebagai layanan bimbingan yang terpenting atau intinya program bimbingan.
b.      Bimbingan lebih luas daripada konseling. Bimbingan mencakup banyak pelayanan yang di dalamnya terdapat pelayanan konseling, konseling dipandang sebagai salah satu teknik bimbingan.
c.       Konseling merupakan bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli secara langsung (direct contacts), tidak bisa diberikan secara tidak langsung melalui perantara (media) seperti media cetak dan media elektronik. Sebagai contoh media cetak adalah surat kabar, majalah, buku; dan contoh media elektronik adalah internet, radio, televisi, dan telekonferensi.
d.      Konseling sebagai bantuan pribadi secara tatap muka (face to face) yang diberikan oleh seorang konselor profesional yang berkompeten dalam bidang konseling kepada seorang konseli yang memiliki masalah agar konseli dapat memecahkan masalahnya.

2.      Konseling Modern
Definisi konseling modern merupakan hasil perkembangan dalam abad teknologi, sehingga proses konseling dipengaruhioleh kemajuan teknologi khususnyateknologi informatika. Konseling adalah profesi bantuan (helping profession) yang diberikan oleh konselor kepada konseli atau kelompok konseli, di mana konselor dapat menggunakan teknologi sebagai media, untuk memfasilitasi proses perkembangan konseli atau kelompok konseli sesuai dengan kekuatan, kemampuan potensial dan aktual serta peluang-peluang yang dimiliki dan membantu mereka dalam mengatasi segala permasalahan dalam perkembangan dirinya.
Konseling tidak hanya diberikan secara tatap muka untuk menjalankan fungsi penyembuhan (curative), artinya bisa tidak secara tatap muka karena menggunakan teknologi informatika seperti internet, sehingga konseling bisa diberikan konselor kepada konseli secara berjauhan tanpa membatasi lokasi dan waktu untuk menjalankan berbagai fungsi pelayanan konseling di antaranya penyembuhan.
Menurut buku Dasar Standarisasi Profesi Konseling, penulis merangkum batasan konseling sebagai berikut:
a.       Konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Pelayanan konseling dikemas dengan acuan dasar ilmu pendidikan dan psikologi yang diwarnai budaya yaitu individu yang mendapatkan pelayanan konseling.
b.      Konseling adalah pelayanan bantuan dengan menggunakan kerangka berpikir dan bertindak yang bernuansa kemanusiaan dan keindividuan, sehingga tidak lagi hanya dipelajari sebagai seperangkat teknik, melaikan pengembangan konseling diorientasikan pada kondisi masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society) yang menempatkan kemanusiaan dan belajar berlangsung sepanjang hayat.
c.       .Konseling adalah pelayana bantuan yang berorientasi dari kondisi supply-side ke demand-side yang menuntut upaya proaktif konselor dalam melayani konseli dengan menggunakan berbagai sumber dan teknologi informasi untuk memperkaya peran profesional, mengembangkan manajemen informasi dan jaringan kerja, serta memanfaatkan berbagai jalur dan setting layana baik formal maupun nonformal.
d.      Konseling adalah suatu profesi yang terbuka dan berkembang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) serta tuntutan lingkungan akademis dan profesional sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia pendidikan nasional dan kehidupan masyarakat.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa konseling adalah bantuan profesional yang diberikan konselor kepada konseli atau kelompok konseli dengan menggunakan teori-teori pendidikan dan psikologi yang berbasis budaya, selaras dengan karakteristik konseli atau kelompok konseli untuk memfasilitasi perkembangannya, dengan menggunakan berbagai sumber dan teknologi informatika, sehingga konseli atau kelompok konseli dapat mengatasi kelemahan dan hambatan (kendala) dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya secara optimal, kemandirian, dan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.



B.     Pengertian Konseling Islami
Konseling adalah suatu layanan professional yang di sediakan oleh konselor berwenang. Konseling juga suatu proses yang terjadi atas dasar hubungan konselor dan konseli,konseling juga berurusan dengan ketarampilan pembuatan keputusan dalam memecahkan masalah.[5]Anwar Sutoyo[6] juga menyebutkan bahwa layanan bimbingan dan konseling islami adalah “Upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan  kembali kepada fitrah dengan cara memberdayakan (empowering) iman, akal, dan kemauan yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasulnya, agar fitrah yang ada pada individu berkembang dengan benar dan kokoh sesuai dengan tuntunan Allah SWT”.
Berdasarkan dari pengertian diatas[7] dapat ditarik pengertian bahwa bimbingan dan konseling Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada individu yang mengalami kesulitan rohaniah baik mental dan spiritual agar yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan dari kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, atau dengan kata lain bimbingan dan konseling Islam ditujukan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik kesuliatan lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan masa datang agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dan merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam.
Konseling islami sebagai suatu pendekatan yang secara langsung menyentuh  kehidupan psikis manusia bukan lah hal yang baru,tetapi sudah ada sejak pertama kali Nabi Muhammad SAW mengemban tugas kerasulannnya. Pada masa itu telah di temukan bahwa layanan bimibingan dalam bentuk konseling merupakan kegiatan yang menonjol dan dominan. Praktik –praktik nabi dalam menyelesaikan problema yang di hadapi para sahabat, misalnya dapat di catat dalam suatu interaksi yang berlangsung antara konselor dan konseli,baik secara kelompok maupun individual. Dengan demikian islam ketika itu di rasakan benar-benar dikatakan sebagai kebutuhan hidup, dan peran nabi sebagai rujukan penyelesaian masalah merupakan kunci keberhasialan aktualisasi ajaran islam, sehingga asas-asas yang di lakukan nabi dalam melakukan pendekatan-pendekatan terhadap masalah yang di hadapi sangat menentukan keberhasilan Nabi dalam membumikan ajaran islam.[8]

Bimbingan konseling islami diartikan juga sebagai proses pemberian bantuan terarah dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragamayang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung didalam Al quran dan hadist Rasulullah SAW  kedalam dirinnya sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al quran dan hadist. Apabila internsalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Al quran dan hadist telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembang secara optimal maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah SWT,dengan manusia dan alam semesta sebagai manifestasi dari peranannya sebagai khalifah dimuka bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk mengabdi kepada Allah SWT.[9]
Dengan demikian,bimbingan dibidang agama islam merupakan kegiatan dari dakwah islamiyah,karena dakwah yang terarah ialah memberikan bimbingan kepada umat islam untuk betul-betul mencapai dan melaksanakan keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat.
            Pembimbingan adalah tindakan pimpinan yang dapat menjamin terlaksananya tugas-tugas dakwah sesuai dengan rencana,kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan lain yang telah digariskan. Sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran dakwah dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
            Jadi, karakteristik manusia yang menjadi tujuan bimbingan islami adalah manusia yang mempunyai hubungan baik dengan AllahSWT sebagai hubungan vertical(hablum minallah). Dan hubungan baik dengan manusia dan lingkungan sebagai hubungan horizontal(hablum minannas).[10]

C.      Ciri-Ciri Bimbingan Konseling Secara Umum
Konseling merupakan pelayanan profesional yang memiliki ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan pelayanan bimbingan yang lain:
a.       Konseling sebagai profesi bantuan (Helping Profession)
Sebagai profesi bantuan,konseling merupakan pelayanan masyarakat(public service) yang diberikan konselor profesional yang karena kepribadiannya, pengetahuan dan keterampilannya serta pengalamannya dalam bidang konseling,ia mengabdikan diri untuk peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan dengan cara memfasilitasi perkembangan individu dan kelompok individu,agar individu tersebutdapat mengembangkan dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki motivasi.
Pelayanan konseling senantiasa dikembangkan oleh organisasi profesi selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan,tekhnologi dan seni (IPTEKS) dari aspek metode atau teknik, kualitas layanan, norma, dan etik. Pengembangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa kekuatan dan eksistensi suatu profesi muncul dari kepercayaan masyarakat. Kepercayaan publik akan menentukan defenisi profesi dan memungkinkan anggota profesi berfungsi dalam cara profesional. Dengan demikian, konseling sebagai profesi bantuan diberikan kepada masyarakat luas dengan mendasarkan pada kode etik profesi konseling, yaitu norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap konselor dalam menjalankan tugas profesi dan dalam kehidupan dan masyarakat.

b.      Konseling sebagai hubungan pribadi (Relationship Counseling)
Konseling sebagai hubungan pribadi merupakan proses pertalian timbal balik antara seorang konselor, yaitu individu yang memberikan pelayanan konseling dengan seorang konseli atau kelompok konseli yaitu individu yang memproleh pelayanan konseling.
            Kualitas proses hubungan pribadi ini sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek,yaitu:
a)      Kualitas pribadi konselor sepertiketulusan, kejujuran, kehangatan, penuh penerimaan,keselarasan pikiran,perasaan dan perbuatannya sehingga ia bisa dengan akurat berempati dengan konselinya.
b)      Kredibilitas konselor,konselor yang karismatik biasanya sangat dipercaya konseli.
c)      Pendidikan dan pengalaman konselor,konselor yang memiliki pendidikan tinggi serta pengalaman yang luas akan mengembangkan kepercayaan yang tinggi pada konseli terhadap pelayanan konseling.

c.       Konseling sebagai bentuk intervensi (Interventions Repertoire)
Konseling sebagai bentuk intervensi merupakan bantuan profesional konselor untuk memengaruhi konseli agar ia dapat mengubah perilakunya kearah yang lebih maju (progressive). Sebagai contoh, kebiasaan merokok, menjadi tidak merokok, memiliki prasangka buruk terhadap teman, menjadi berfikiran positif terhadap teman, malas belajar, menjadi rajin belajar, tidak percaya diri  menjadi percaya diri, terisolasi dari pergaulan teman menjadi dapat bergaul dengan teman-temannya,etos kerja rendah menjadi etos kerja tinggi, pesimistis menjadi optimis, gagal menyesuaikan diri terhadap lingkungan menjadi adaptif yaitu mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan sebagainya.

d.      Konseling untuk masyarakat luas (Counseling For All)
Pelayanan konseling tidak lagi terbatas pada lingkungan pendidikan sekolah. Melainkan juga dalam setting luar sekolah dan kemasyarakatan. Konseling merupakan pelayanan publik (public service) yang diabdikan untuk menfasilitasi perkembangan individu sebagai anggota masyarakat, agar terhindar dari hamabatan atau kendala, sehingga diperoleh kebahagiaan hidup. Wilayah kekhususan konseling mencakup:pendidikan, perkawinan,karier,rehabilitasi,kesehatan mental dan traumatis. Keragaman setting pekerjaan konselor mengandung makna adanya nilai,sikap,pengetahuan, dan keterampilan bersama yang harus dikuasai oleh konselor dalam setting manapun.

e.       Konseling sebagai pelayanan  psikopedsgogis (Psycho-Pedagogical Service)
Konseling merupakan pelayanan profesional yang dikemas dengan menggunakan ilmu psikologi dan pendidikan. Dalam kapasitas sebagai pendidik,konselor berperan dan berfungsi sebagai seorang pendidik psikologis (psychological educator)atau disebut psychoeducator.Konselor adalah seorang yang ahli psikologi dan ahli pendidikan yang berkompeten dalam hal penguasaan konsep dan praksis pendidikan,memiliki kesadaran dan komitmen etika profesional,menguasai konsep prilaku dan perkembangan individu, menguasai dan praksis konseling mampu mengelola program konseling, dan menguasai konsep
Proses konseling sebagai proses psikologis karena konseling merupakan suatu proses yang dibangun dengan menggunakan teori-teori psikologis, yaitu teori Freudian, teori behavioristik dan teori humanistik, dimana teori-teori itu memiliki pandangan yang berbeda tentang manusia. Menurut teori Freudian, konseli pada dasarnya individu yang pesimistik,deterministik,mekanistik dan reduksionistik. Di pihak lain, behavioristik memandang bahwa perilaku konseli banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, sedangkan humanistik menyatakan bahwa konseli adalah individu yang berpotensi, sehingga jika potensi itu dapat dikelola secara maksimal akan melahirkan suatu kemampuan yang bermakna dalam kehidupan.
D.    Ciri- Ciri Konselinn Secara Khusus
            Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didikagar dapat mencapai tujuan-tujuan pengembangan, meliputi :
1.      Aspek-aspek pengembangan pribadi-sosial
Dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.

2.      Aspek Perkembangan Belajar
Peserta didik mampu belajar secaraefektif, dapat menetapkan tuhuan dan perencanaan pendidikan, serta memiliki keterampilan dan kemammpuan dalam menghadapi ujian.
3.      Aspek perkembangan Karier
Peserta didik mampu membentuk identitas karier, merencanakan masa depan, secara mampu mengena keterampilan, kemampuan dan minat.

E.      Ciri – Ciri Khas Konseling Islam
a.       Berparadigma pada wahyu dan keteladanan para Nabi, Rasul dan para ahli warisnya
b.      Hukum konselor memberikan konseling kepada klien dan klien meminta bimbingan kepada konselor adalah wajib dan sesuatu keharusan dan bahkan merupakan ibadah
c.       Sistem konseling islam di mulai dari pengarahan kepada kesadaran nurani dan membaca ayat – ayat al-qur’an, setelah itu baru melakukan proses terapi dengan membersihkan dan mensucikan sebab – sebab terjadinya penyimpangan – penyimpangan
d.      Konselor dan utama adalah mereka yang proses konseling yang selalu di bawah bimbingan dan pimpinan Allah SWT dan Al-qur’an
            Dasar-dasar Bimbingan Konseling Islami
            Al-Qur’an dan sunnah rasul adalah landasan ideal dan konseptual bimbingan konseling Islami. Dari kedua dasar tersebut gagasan, tujuan dan konsep-konsep bimbingan konseling Islami bersumber. Segala usaha atau perbuatan yang dilkukan manusia selalu membutuhkan adanya dasar sebagai pijakan untuk melangkah pada suatu tujuan, yakni agar orang tersebut berjalan baik dan terarah. Begitu juga dalam melaksanakan bimbingan Islami didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan Hadits, baik yang mengenai ajaran memerintah atau memberi isyarat agar memberi bimbingan dan petunjuk.
a.       Dasar Bimbingan Islami
Dasar yang memberi isyarat pada manusia untuk memberi petunjuk atau bimbingan kepada orang lain dapat dilihat dalam surat al-Baqarah :2 yang berbunyi :

            Artinya: “Kitab al-Qur’an ini tidak ada keraguan kepadanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS Al-Baqarah:2)

b.      Dasar Konseling Islam
Dasar yang memberi isyarat kepada manusia untuk memberi nasehat (Konseling) kepada orang lain. Firman Allah (QS. al-Ashr:1-3)

            Artinya: “Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya mentaati kesabaran. (QS. al-Ashr:1-3)           




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Konseling islami sebagai suatu pendekatan yang secara langsung menyentuh kehidupan psikis manusia. Justru itu konseling islami sebagai upaya rekonstruksi dan aktualisasi kembali konsep diri manusia dengan pendekatan islami merupakan wujud proses aktualisasi konseling islam. Hal ini di maksudkan bahwa kehadiran islam sebagai alternatif pada zaman modrenisasi ini dapat tampil sebagai tumpuan kebutuhan terutama bagi umat islam. Jadi di dalam makalah ini juga akan menjelaskan tentang penyelesaian berbagai masalah dengan metode pendekatan dalam konseling islami.



DARTAR PUSTAKA

Amin,Samsul Munis, Bimbingan Konseling Islami.  2010 . Jakarta:Amzah Media.
Anwar Sutoyo,Konseling Islami. 2007 . Bandng: Pustaka Setia.
Hartono,  Psikologi Konseling, 2013. Jakarta : Kencana.
Lubis,Syaiful Akhyar, Konseling Islam dan Kesehatan Menta. 2011.Bandung : Citapustaka Media Perintis.
Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, 2004. Jakarta : Rineka Cipta.


[1] Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : Rineka Cipta ,2004),. hlm. 99.

[3] Hartono,  Psikologi Konseling,  (Jakarta : Kencana, 2013 ),. Hlm 27.
[4] Ibid,.hlm.27.
[5]Syaiful Akhyar Lubis,Konseling Islam dan Kesehatan Mental(Bandung : Citapustaka Media Perintis,2011),hlm. 21
[6]Anwar Sutoyo,Konseling Islami(Bandng: Pustaka Setia ,2007),hlm .24
[7]Ibid.,p.25
[8]Syaiful Akhyar Lubis,Konseling Islam dan Kesehatan Mental (Bandung : Citapustaka Media Perintis,2011),hlm. 4.

[9] Samsul Munis Amin,Bimbingan Konseling Islami(Jakarta:Amzah media,2010),hal.23
[10] Ibid,.hlm 24
 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar